tulisanbucin

by : tulisanbucin

Setelah menyelesakaian transaksinya dengan tukang ojol Juan segera masuk ke lift. Juan ingin meminta penjelasan dari Kaina atas sikapnya yang sangat aneh hari ini. Namun saat akan menutup pintu lift, matanya bertemu tatap dengan Aksa yang juga akan menggunakan lift yang sama. Tidak ada tatapan sejuk dari Juan, ia yang terkenal ramah pun malah menatap Aksa dengan tajam. Aksa yang tidak pernah memperdulikan sekitar pun hanya bergegas masuk dan tidak memperdulikan kehadiran juan.

Read more...

by : tulisanbucin

Aku sangat ingin membuang semua pikiran burukku ini. Semua pikiran buruk tentang Juan. Setelah pertemuanku dengan Nathan, aku masih tidak bisa menerima jika Juan melakukan itu semua padaku. Dia memang baik dan sangat perhatian denganku, karena itu aku tidak bisa membayangkan ia melakukan hal buruk padaku.

Read more...

by : tulisanbucin

Juan masih menunggu Kaina menyelesaiakan kegiatannya menulis catatan. Padahal Kaina sudah melakukannya selama mungkin agar Juan tidak menunggunya, karena ia tahu Juan sangat mudah bosan. Kaina bahkan menyuruhkan untuk bermain basket terlebih dahulu daripada menunggunya dikelas dan langsung di tolak oleh Juan. Namun Juan malah berdalih ingin menemani Kaina saja karena selama beberapa hari ini ia tidak bisa menghabiskan waktu dengan Kaina. Meskipun Kaina tidak diantar jemput lagi oleh Juan, namun mereka merupakan teman sekelas dan juga teman sebangku. Jadi bisa dipastikan Juan akan selalu bertemu Kaina di sekolah.

Read more...

by : tulisanbucin

Nathan dan Kaina akhirnya bertemu, disebuah kafe yang tidak terlalu jauh dari sekolah Kaina.

Read more...

by : tulisanbucin

Aksa segera pulang setelah membalas pesan dari Kaina. Memang seharusnya ia tidak meninggalkan Kaina begitu saja mengingat bisa saja ada ancaman susulan untuk Kaina. Aksa mengira meninggalkan Kaina di apartemennya sudah merupakan solusi yang terbaik, namun yang sebenarnya dibutuhkan Kaina saat ini adalah seorang teman.

Read more...

by : tulisanbucin

Akhirnya Kaina memutuskan untuk menerima tawaran Aksa, mungkin tidak ada salahnya ia bersembunyi terlebih dahulu disana. Bisa saja nanti malam orang misterius itu datang kembali ke apartemennya.

Read more...

by : tulisanbucin

Tak berapa lama setelah Aksa menghubungi Kaina, mereka pun bertemu di lobby. Kaina ikut bergabung dengan Aksa yang tengah berbincang dengan satpam penjaga. Mereka memutuskan untuk memeriksa keadaan apartemen Kaina. Namun apartemen Kaina masih sama seperti keadaan sebelum ia berangkat bekerja. Bahkan tidak ada benda berharga yang hilang, aneh. Jika ini memang perampokan maka akan ada barang yang hilang.

Read more...

by : tulisanbucin

Pagi harinya Aksa benar mengantarkan Kaina ke tempat kerjanya. Sore harinya pun Aksa juga menjemput Kaina.

Di dalam mobil seperti hari-hari sebelumnya hanya ada suara instrumen musik yang terdengar karena memang Aksa selalu memutarnya ketika menyetir.

Read more...

by : tulisanbucin

Tet tet tet

Bel apartemen berbunyi. Saat mengetahui siapa yang datang, Kaina segera membukakan pintu. Aksa datang dengan sudah berganti pakaian. Aksa juga membawa kantong kresek berisi buah-buahan. Ia tidak enak jika berkunjung tanpa membawa sesuatu. Apalagi sekarang ia berkunjung untuk ikut makan malam. Alangkah baiknya jika ia tidak datang dengan tangan kosong.

Read more...

by : tulisanbucin

Pukul 4 sore Aksa sudah menunggu Kaina didepan kafe. Sesekali ia melirik ke tempat tunggu yang Kaina katakan tadi siang. Namun gadis itu belum juga nenampakkan dirinya.

Read more...