Makan malam bersama

by : tulisanbucin

Tet tet tet

Bel apartemen berbunyi. Saat mengetahui siapa yang datang, Kaina segera membukakan pintu. Aksa datang dengan sudah berganti pakaian. Aksa juga membawa kantong kresek berisi buah-buahan. Ia tidak enak jika berkunjung tanpa membawa sesuatu. Apalagi sekarang ia berkunjung untuk ikut makan malam. Alangkah baiknya jika ia tidak datang dengan tangan kosong.

“aduh kenapa repot bawa beginian sih” ucap Kaina setelah menerima kantong kresek yang dibawa Aksa.

“tidak apa, bisa untuk pencuci mulut nanti”

“terima kasih, ayo masuk”

Kaina segera mempersilahkan Aksa masuk. Aksa berjalan mengikuti Kaina yang membawanya ke dapur.

“duduk dulu ya, aku siapin makanannya”

Aksa menganggukan kepalanya sebagai balasan dan segera duduk di salah satu kursi meja makan. Ia hanya memperhatikan Kaina yang sibuk dengan kegiatannya.

Setelah selesai dengan masakannya, Kaina segera menyajikannya dihadapan Aksa.

“ayo dimakan, maaf ya kalo rasanya kurang pas sama selera kamu”

“saya bukan orang yang pemilih mengenai makanan”

“syukurlah”

Kaina memperhatikan terlebih dahulu Aksa yang menyantap masakannya. Aksa sempat terdiam sebelum kembali menikmati makanannya. Terdiam sejenak dan mulai makan lagi, seperti itu. Hingga membuat Kaina bingung dengan tingkah Aksa.

“aneh ya masakannya?”

“nggak, enak kok. Saya hanya teringat akan sesuatu”

“tentang?”

“masakan kamu sangat enak sesuai dengan selera saya”

“syukurlah, makan yang banyak Aksa. Nanti kamu bawa ya sebagian buat sarapan besok”

“jika tidak merepotkan, saya akan menerimanya”

“nggak repot kok”

Mereka berdua melanjutkan makan malam dengan hening. Hanya terdengar dentingan dari alat makan.

Tet tet tet

Hingga suara bel apartemen Kaina memecahkan keheningan.

“sebentar ya Aksa, aku lihat siapa yang datang”

Kaina segera berlalu untu memeriksa siapa yang datang. Ternyata Juan, ia datang lebih cepat 10 menit.

“masih ada 10 menit sebelum jam 7” kekeh Kaina.

“ngebut tadi gue”

“kenapa ngebut sih, pelan pelan aja”

“hehe takut ga kebagian ayam geprek”

“pasti kebagian, aku sisain kok”

Saat akan masuk ke dalam, Juan memperhatikan sandal laki-laki yang ada didalam apartemen Kaina.

“eh Na”

“apa?”

“ada tamu lain?”

“iya tetangga depan, Aksa”

“makan malam disini?”

“iya, aku yang ajak”

“kenapa diajak sih?”

“justru aku ajak dia duluan”

“hiks ketemu kulkas” rengek Juan.

“udah bukan kulkas kok”

Juan dengan tidak ikhlas mengikuti Kaina ke dapur. Ia berpikir Kaina hanya akan memasakkan makanan untuknya. Ternyata ada laki-laki lain yang menikmati masakan Kaina.

“Aksa, ini Juan, waktu itu kalian pernah bertemu” Kaina memperkenalkan Aksa kembali dengan Juan.

Aksa hanya menganggukkan kepalanya tidak berniat sedikitpun untuk melirik Juan. Juan yang merasa tidak akan disapa oleh Aksa segera duduk disamping Kaina sembari menunggu Kaina menyiapkan makanan untuknya.

“aku masukin makanan bunda ke kulkas dulu ya” pamit Kaina terhadap Juan.

“hmm”

Juan sebenarnya sangat menyukai masakan Kaina, masakan terenak setelah buatan bundanya. Namun karena ada Aksa entah mengapa ia jadi tidak berselera makan. Ia hanya menatap Aksa yang fokus menikmati makanannya tanpa terpengaruh dengan kehadirannya.

“jangan lihatin saya seperti itu” ucap Aksa.

Mendengar Aksa mengucapkan kalimat itu tanpa menatapnya, membuat Juan semakin sebal. Aksa memang sangat tidak ingin berinteraksi dengannya.

Tak berapa lama Kaina kembali dan memecah keheningan.

“kok masih banyak? Ga enak ya?” tanya Kaina yang melihat makanan di piring Juan masih banyak.

“enak kok, nih lagi dimakan”

Kaina sangat mengenal Juan. Juan bukanlah orang yang bisa berdiam diri tanpa obrolan. Ia sangat gampang bosan.

“ini tambah sambelnya”

“cabenya 7 kan?”

“kok tau?”

“iya, pas”

Setelah memperhatikan Juan, Kaina bergantian memperhatikan Aksa.

“Aksa aku tambahin nasinya ya?” ucap Kaina sembari menambahkan nasi ke piring Aksa beserta lauk tambahan.

“terima kasih” balas Aksa.

“hmm, makan yang banyak Aksa”


Setelah makan malam yang penuh kehingan Aksa dan Juan duduk di sofa ruang tengah. Sedangkan Kaina membersihkan bekas makan mereka. Kaina melarang mereka untuk membantunya karena posisi mereka sebagai tamu dan Kaina tidak ingin merepotkan tamunya.

Juan dan Aksa sama sama berada pada pikiran mereka masing masing

Juan tersadar dari lamunannya ketika mendengar ucapan dari Aksa. Membuat pandangan Juan menjadi tertuju pada Aksa. Ia menatap raut wajah dingin Aksa.

“apa kamu memang selalu mengikuti Kaina?”