Pertemuan Aksa dan Juan
by : tulisanbucin
Setelah menyelesakaian transaksinya dengan tukang ojol Juan segera masuk ke lift. Juan ingin meminta penjelasan dari Kaina atas sikapnya yang sangat aneh hari ini. Namun saat akan menutup pintu lift, matanya bertemu tatap dengan Aksa yang juga akan menggunakan lift yang sama. Tidak ada tatapan sejuk dari Juan, ia yang terkenal ramah pun malah menatap Aksa dengan tajam. Aksa yang tidak pernah memperdulikan sekitar pun hanya bergegas masuk dan tidak memperdulikan kehadiran juan.
Di dalam lift hanya ada kesunyian yang mereka berdua ciptakan. Sebenarnya Juan masih menatap Aksa dari pantulan pintu lift dengan tatapan penuh tanya, namun pertanyaan pertanyaan itu engan keluar dari mulutnya. Aksa yang ditatap secara tidak langsung itu sebenarnya mengetahui, namun ia memang tidak memperdulikan itu semua.
Sesampainya di lantai 6 mereka keluar bersama, namun Juan segera menghentikan langkah Aksa yang hendak menekan bel apartemen Kaina.
“ngagain lo?”
“saya ingin bertemu dengan Kaina”
“ada urusan apa sama Kaina?”
“apa saya perlu memberitahu anda? Saya kira tidak”
“urusan Kaina jadi urusan gue juga”
“apa benar? Jika begitu tidak dengan satu ini, saya tidak suka urusan yang berhubungan dengan saya dicampuri oleh orang lain”
“gue bukan orang lain buat Kaina”
“tapi anda orang lain untuk saya” balas Aksa dengan tenang berbeda dengan Juan yang memang tengah menahan emosinya.
Kaina merasa tidak tenang dengan pesan yang dikirimkan oleh Juan barusan, ia pun hendak menyusulnya, namun malah dikejutkan oleh kehadiran dua orang didepan apartemennya, Juan dan Aksa.
“Aksa..”
Aksa pun membalas panggilan Kaina dengan senyuman tipisnya. Juan yang melihat itu semua hanya bisa mengepalkan tangannya ingin sekali ia memukul wajah Aksa yang ia pikir bermuka dua itu.
“Na ayo masuk” ucap Juan sembari mengenggam tangan Kaina dan menariknya masuk kedalam apartemennya.
Namun kaki Aksa yang mengahalangi pintu, membuat Juan semakin geram. Juan tidak bisa berpikir jernih saat ini, melihat sikap Kaina yang tib tiba berubah membuat pikirannya tidak tenang apalagi ditambah Kaina yang seperti menyembunyikan sesuatu darinya. Dan sekarang datang Aksa menjadi orang ketiga dihubungan mereka berdua.
Juan sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, dan satu pukulan lolos dari tangan Juan mengenai pipi dan sudut bibir Aksa. Aksa yang tidak memiliki persiapan pun tumbang dan tersungkur kebelakang.
“JUAN!” teriak Kaina.
Kaian tidak menyangka Juan akan melakukan hal itu kepada Aksa.
“kenapa kamu pukul Aksa?” tanya Kaina sembari membantu Aksa bangun yang otomatis melepaskan genggaman Juan. Juan hanya menatap nanar tangannya yang sudah tidak digenggam lagi oleh Kaina, tidak memperdulikan Aksa yang tadi dipukulnya.
“saya tidak apa apa Kaina. Bagaimana dengan kamu apa kamu baik baik saja hari ini?”
“aku baik Aksa, kamu harusnya pikirin diri kamu dulu daripadaorang lain” balas Kaina hendak menyentuh pipi lebam Aksa namun diurungkannya.
“Juan, kamu berhutang maaf sama Aksa”
“ga ada” balas Juan acuh.
“Juan kamu ini kenapa sih? Kenapa tiba tiba pukul Aksa?”
“lo yang kenapa Na”
Kaina menatap mata Juan semakin dalam, meskipun Juan tampak sedang emosi namun ia bisa mlihat kesedihan dimatanya.
“hari ini dua kali gue kecewa sama lo Na. Ga pernah gue ngerasain sesakit ini atas sikap lo” ucap Juan dan segera masuk ke apartemen Kaina dan mengambil tas beserta kunci motornya.
Sebelum pergi ia menatap Kaina yang meraih lengannya hendak menghentikannya pergi begitu saja, namun Juan yang merasa sudah tidak diinginkan oleh Kaina lagi, segera melepaskan genggaman Kaina begitu saja.
“lo udah ga perlu gue lagi Na” ucap Juan dan berlalu memasuki lift meninggalkan Kaina yang memangggilnya berulang kali.