Penjelasan Nathan

by : tulisanbucin

Nathan dan Kaina akhirnya bertemu, disebuah kafe yang tidak terlalu jauh dari sekolah Kaina.

Kaina masih hanya menatap Nathan dengan tatapan sendunya. Ia masih tidak menyangka, jika Nathan melakukan itu semua.

“mau minum apa gue pesenin?”

“samain aja”

“americano 8 shot mau?” tawar Nathan dengan menahan tawanya.

“jus semangka”

Setelah mendengarkan balasan Kaina, Nathan pun mulai memesan.

Tak berapa lama Nathan datang dengan membawa 2 gelas minuman yang berbeda.

“ini”

“makasih”

Baru saja Nathan duduk dan hendak meminum minumannya, Kaina sudah memberikan pertanyaan untuknya. Kaina benar benar menanti penjelasan dari Nathan.

“kenapa hari itu kamu ke apartemen aku?”

“Na, biarin gue minum dulu ya” balas Nathan dan meminum minumannya.

Kaina pun memberi waktu Nathan, mungkin dia memang terlalu terburu buru.

Tak berapa lama Nathan pun memulai pembicaraan kembali.

“gue bakal cerita dari awal permasalahan sampai selesai dan gue mohon jangan di stop dulu, ngerti Na?”

“iya”

Nathan pun memulai ceritanya.

Semua berawal dari keputusan Kaina pindah dari rumah orang tua Nathan. Nathan sebenarnya tidak tega melihat Kaina mengambil keputusan itu, namun bagaimana pun ia juga tidak bisa melakukan apapun saat itu.

Hari itu Kaina pergi sendirian bersama beberapa barang bawaannya. Nathan yang tidak tega pun mengikuti dan mengawasi Kaina dari jauh, hingga gadis itu sampai ditempat tujuan. Itulah mengapa Nathan mengetahui tempat tinggal Kaina saat ini.

Hampir setiap hari sepulang sekolah Nathan akan menaiki bus yang sama untuk ke apartemen Kaina dan memastikan gadis itu pulang dengan aman.

Namun, Nathan mulai merasa ada kejanggalan. Ia selalu melihat seorang laki laki yang berpenampilan sama duduk didepan gedung apartemen Kaina. Laki laki tersebut seperti sedang menunggu seseorang. Namun saat Kaina mulai masuk ke gedung apartemennya, laki laki tersebut juga ikut masuk. Nathan yang merasa curiga pun mengikutinya yang ternyata malah berjalan melalui tangga darurat. Dan benar saja ia tidak mendapatkan hasil apapun, karena sepertinya laki laki tersebut telah menyadari keberadaan Nathan.

Sampai pada suatu ketika ayahnya tiba-tiba mengalami kecelakaan kerja dan ia pun mengabari Kaina. Nathan yang juga sempat tinggal di apartemen Kaina pun menemukan sebuah kamera pengintai di salah satu perabotan Kaina, yaitu di dalam kotak musik.

Awalnya ia tidak merasakan sesuatu yang aneh hingga saat ia dengan keisengannya mulai memainkan alat musik tersebut. Ia menemukan sebuah kamera pengintai yang masih aktif. Ia yakin pasti ada yang tidak beres disini.

Mengetahui itu Nathan langsung memeriksa beberapa perabotan lain yang ada disekitarnya, mulai mencari sesuatu yang mencurigakan dan tak lupa mengamankan kotak musik tersebut.

Nathan bimbang, bagaimana ia harus menceritakan pada Kaina. Hanya itu bukti yang ia punya saat itu dan belum cukup untuk menemukan pelaku. Maka dari itu ia selalu datang ke apartemen Kaina untuk berusaha menangkap pelakunya. Namun sampai saat ini belum membuahkan hasil. Laki laki tersebut, sangat ahli dalam menyembunyikan jejaknya.


Nathan menyerahkan kotak musik dihadapan Kaina.

“ini kan punyaku?”

“iya, dan didalamnya gue nemuin alat perekam”

“apa? Apa ada yang mengintaiku?” tanya Kaina gugup.

“iya, dan gue belum nemuin siapa orangnya”

“Nat..”

“lo ngapain sih punya barang beginian ga guna juga, biasanya juga lo beliin kanvas sama cat air”

“itu pemberian Juan”

“Juan? Temen SD kita dulu?”

“iya, Juan temen SD kita dulu”

“ngapain dia ngasih ginian”

“kado ulang tahun”

“jangan jangan..” Nathan menatap Kaina ingin melihat bagaimana ekspresi dari gadis itu.

“nggak, nggak mungkin Juan. Nathan, Juan itu baik sama aku bahkan dia nawarin aku tinggal sama keluarga dia. Gaada alasan yang masuk akal untuk semua ini Nat..”

“gaada yang ga mungkin Na..”

Kaina hanya diam. Sebenarnya dia sudah mengetahui ia sedang diintai. Tapi ia tidak tahu bahwa Nathan juga menyadarinya. Kaina masih menepis semua kemungkinan kemungkinan yang diutarakan Nathan.

“Tidak mungkinkan Juan seperti itu?” guman Kaina.