Lift
by : tulisanbucin
Setelah Aksa mengirim teks yang terakhir, Kaina hanya diam tak membalasnya lagi dan berlalu melanjutkan perjalanan pulang. Ia juga tak menghiraukan Aksa yang masih berjalan di belakang mengikutinya.
by : tulisanbucin
Setelah Aksa mengirim teks yang terakhir, Kaina hanya diam tak membalasnya lagi dan berlalu melanjutkan perjalanan pulang. Ia juga tak menghiraukan Aksa yang masih berjalan di belakang mengikutinya.
by : tulisanbucin
Kaina terbangun dan mendapati dirinya tengah berada dipelukan Aksa di sofa.
Kaina merasakan cengkraman pada pinggangnya yang semakin menguat jika ia bergerak. Bahkan di saat Aksa tertidur ia masih bisa melakukan hal itu pada Kaina.
by : tulisanbucin
Kaina terbangun dan mendapati dirinya tengah berada dipelukan Aksa di sofa.
Kaina merasakan cengkraman pada pinggangnya yang semakin menguat jika ia bergerak. Bahkan di saat Aksa tertidur ia masih bisa melakukan hal itu pada Kaina.
by : tulisanbucin
Kaina terbangun dan mendapati dirinya tengah berada dipelukan Aksa di sofa yang berada di ruang tengah.
Kaina merasakan cengkraman pada pinggangnya yang semakin menguat jika ia bergerak. Bahkan di saat Aksa tertidur ia masih bisa melakukan hal itu pada Kaina.
by : tulisanbucin
Kaina berbalik badan dan melihat Aksa sudah ada dibalik pintu. Kebetulan pintu balkon apartemen Aksa terbuat dari kaca yang transparan. Jadi sedari tadi selama Kaina berbalas pesan dengan Aksa, Aksa sudah berada di belakangnya.
by : tulisanbucin
tw // kekerasan tw // pembunuhan
Sehari setelah pernikahan kedua bunda Aksa. Sang ayah tiri, Jeffry, membawa Aksa kecil untuk berjalan-jalan. Namun ditengah acara jalan-jalan itu, Aksa kecil hilang.
Saat dalam keadaan sendiri itu, Aksa bertemu dengan ayah dan anak laki-lakinya yang seusia dengan Aksa saat itu.
Aksa kecil akhirnya dirawat oleh ayah satu anak tersebut. Meskipun tinggal ditempat yang sederhana, namun penuh dengan kasih sayang di dalamnya. Aksa kecil pun merasa mendapatkan keluarga yang sesungguhnya.
Namun kebahagiaan itu tak bertahan lama. 2 tahun setelahnya, keharmonisan keluarga tersebut mulai luntur. Semenjak anak semata wayangnya yang tewas karena kecelakaan saat menolong Aksa kecil yang hampir tertabrak.
Sang ayah yang sangat kehilangan itupun melampiaskan rasa kesal dan amarahnya kepada Aksa kecil. Aksa kecil yang merasa tidak memiliki siapapun dan hanya memiliki ayah angkatnya ini pun hanya bisa pasrah menerima semua perlakuan tersebut.
Sang ayah angkat mulai sering pulang malam dengan keadaan mabuk. Bahkan saat dalam keadaan mabuk tersebut, sang ayah tidak segan untuk memukuli Aksa kecil. Aksa kecil juga tidak diberikan kehidupan yang layak lagi. Bahkan untuk makan, Aksa kecil harus bekerja dan mencari sendiri.
Mengapa Aksa kecil tidak lari dan kabur dari kekejaman ayah angkatnya?
Karena ia merasa ayah angkatnya ini sudah merawatnya setelah ia dibuang oleh keluarganya sendiri. Aksa kecil selalu berpikir bahwa bunda dan ayah tirinya telah membuang dirinya. Di tambah rasa bersalah kepada anak semata wayang dari ayah angkatnya ini. Ia merasa harus berbalas budi dengan cara merawat ayah angkatnya ini. Maka dari itu Aksa kecil masih bertahan. Menerima perlakuan kejam ayah angkatnya dengan sabar.
Namun dari perlakuan ayah angkatnya tersebut membuat Aksa kecil hidup dengan trauma yang sangat mendalam. Di satu sisi ia ingin melawan ayahnya saat sedang dipukul, namun di sisi lain ia merasa pantas menerima itu semua. Ayah angkatnya tidak akan seperti itu, jika saja anak semata wayangnya tidak menyelamatkan nyawanya, hal itu yang selalu Aksa kecil pikirkan
Dan dari situlah timbul kepribadian lain dari diri Aksa. Kepribadian yang sangat berbanding terbalik dengan diri Aksa yang sebelumnya. Kepribadian ini justru semakin mendominasi, jika Aksa merasa sesuatu tidak sesuai dengan keinginannya.
Bahkan kepribadian baru ini mampu membunuh ayah angkatnya sendiri. Ia memanfaatkan keadaan ayahnya yang saat itu sedang mabuk dan memukulinya. Aksa kecil mengambil kesempatan untuk berteriak meminta tolong padahal biasanya ia selalu diam tidak pernah memberontak. Warga yang mendengarpun segera datang dan menemukan Aksa kecil yang tengah dipukuli oleh ayah angkatnya. Ayah angkatnya bahkan sampai diamuk oleh warga sekitar hingga tewas.
Aksa, memang sengaja melakukan itu. Ia ingin membunuh atau menghilangkan sesuatu yang tak sesuai dengan keinginannya. Namun di sisi lain ia juga tidak ingin mengotori tangannya sendiri. Dengan begitu ia tidak perlu memiliki rasa penyesalan terhadap mendiang anak semata wayang dari ayah angkatnya.
Bagaimana bisa kepribadian seperti ini tumbuh pada anak seusia Aksa yang bahkan baru menginjak 10 tahun.
by : tulisanbucin
tw // kekerasan tw // pembunuhan
Sehari setelah pernikahan kedua bunda Aksa. Sang ayah tiri, Jeffry, membawa Aksa kecil untuk berjalan-jalan. Namun ditengah acara jalan-jalan itu, Aksa kecil hilang.
Saat dalam keadaan sendiri itu, Aksa bertemu dengan ayah dan anak laki-lakinya yang seusia dengan Aksa saat itu.
Aksa kecil akhirnya dirawat oleh ayah satu anak tersebut. Meskipun tinggal ditempat yang sederhana, namun penuh dengan kasih sayang di dalamnya. Aksa kecil pun merasa mendapatkan keluarga yang sesungguhnya.
Namun kebahagiaan itu tak bertahan lama. 2 tahun setelahnya, keharmonisan keluarga tersebut mulai luntur. Semenjak anak semata wayangnya yang tewas karena kecelakaan saat menolong Aksa kecil yang hampir tertabrak.
Sang ayah yang sangat kehilangan itupun melampiaskan rasa kesal dan amarahnya kepada Aksa kecil. Aksa kecil yang merasa tidak memiliki siapapun dan hanya memiliki ayah angkatnya ini pun hanya bisa pasrah menerima semua perlakuan tersebut.
Sang ayah angkat mulai sering pulang malam dengan keadaan mabuk. Bahkan saat dalam keadaan mabuk tersebut, sang ayah tidak segan untuk memukuli Aksa kecil. Aksa kecil juga tidak diberikan kehidupan yang layak lagi. Bahkan untuk makan, Aksa kecil harus bekerja dan mencari sendiri.
Mengapa Aksa kecil tidak lari dan kabur dari kekejaman ayah angkatnya?
Karena ia merasa ayah angkatnya ini sudah merawatnya setelah ia dibuang oleh keluarganya sendiri. Aksa kecil selalu berpikir bahwa bunda dan ayah tirinya telah membuang dirinya. Di tambah rasa bersalah kepada anak semata wayang dari ayah angkatnya ini. Ia merasa harus berbalas budi dengan cara merawat ayah angkatnya ini. Maka dari itu Aksa kecil masih bertahan. Menerima perlakuan kejam ayah angkatnya dengan sabar.
Namun dari perlakuan ayah angkatnya tersebut membuat Aksa kecil hidup dengan trauma yang sangat mendalam. Di satu sisi ia ingin melawan ayahnya saat sedang dipukul, namun di sisi lain ia merasa pantas menerima itu semua. Ayah angkatnya tidak akan seperti itu, jika saja anak semata wayangnya tidak menyelamatkan nyawanya, hal itu yang selalu Aksa kecil pikirkan
Dan dari situlah timbul kepribadian lain dari diri Aksa. Kepribadian yang sangat berbanding terbalik dengan diri Aksa yang sebelumnya. Kepribadian ini justru semakin mendominasi, jika Aksa merasa sesuatu tidak sesuai dengan keinginannya.
Bahkan kepribadian baru ini mampu membunuh ayah angkatnya sendiri. Ia memanfaatkan keadaan ayahnya yang saat itu sedang mabuk dan memukulinya. Aksa kecil mengambil kesempatan untuk berteriak meminta tolong padahal biasanya ia selalu diam tidak pernah memberontak. Warga yang mendengarpun segera datang dan menemukan Aksa kecil yang tengah dipukuli oleh ayah angkatnya. Ayah angkatnya bahkan sampai diamuk oleh warga sekitar hingga tewas.
Aksa, memang sengaja melakukan itu. Ia ingin membunuh atau menghilangkan sesuatu yang tak sesuai dengan keinginannya. Namun di sisi lain ia juga tidak ingin mengotori tangannya sendiri. Dengan begitu ia tidak perlu memiliki rasa penyesalan terhadap mendiang anak semata wayang dari ayah angkatnya.
Bagaimana bisa kepribadian seperti ini tumbuh pada anak seusia Aksa yang bahkan baru menginjak 10 tahun.
by : tulisanbucin
Kaina menengok kebelakang dan mendapati Aksa sudah berdiri dibalik pintu dengan wajah pucatnya.
by : tulisanbucin
Kaina menengok kebelakang dan mendapati Aksa sudah berdiri dibalik pintu dengan wajah pucatnya.
by : tulisanbucin
Kaina menengok kebelakang dan mendapati Aksa sudah berdiri dibalik pintu dengan wajah pucatnya.