Lift
by : tulisanbucin
Setelah Aksa mengirim teks yang terakhir, Kaina hanya diam tak membalasnya lagi dan berlalu melanjutkan perjalanan pulang. Ia juga tak menghiraukan Aksa yang masih berjalan di belakang mengikutinya.
Sepertinya kesialan Kaina bertambah, di dalam lift ia hanya berdua dengan Aksa. Di kesempatan seperti itu Aksa gunakan untuk memeluk pinggang Kaina dari samping. Tangannya dengan nyaman berada di pinggang Kaina.
“bisakah kau singkirkan tanganmu ini?”
“tidak mau”
Akhirnya Kaina menurunkan barang bawaannya dan mencoba melepaskan tangan Aksa yang masih dengan nyaman memeluk pinggangnya.
“Aksa, lepas!”
“tidak mau, aku tidak suka di perintah”
Ting
Tanpa terasa lift sudah berhenti di lantai 6. Saat pintu terbuka, Nathan sudah berada di hadapan mereka lengkap dengan jaketnya, namun ia tengah berjongkok sambil menali sepatunya.
Awalnya Kaina sangat terkejut melihat Nathan yang tiba-tiba sudah berada di depan lift. Ia tidak ingin Nathan melihat apa yang dilakukan Aksa padanya.
Segera Kaina raih kantong belanjaannya dan menginjak kaki Aksa untuk membebaskan diri.
“Nathan kenapa di luar?”
“mau jemput lo”
“kan udah aku bilang tunggu aja di dalam”
“lama, gue bosen. Sini gue bantu bawain” Nathan segera meraih semua kantong belanjaan dari tangan Kaina.
Nathan menyadari Kaina tidak keluar dari lift sendirian.
“kalian keluar bareng?”
“nggak, tadi kita ga sengaja ketemu di bawah” balas Kaina cepat.
Berkebalikan dengan Aksa yang justru hanya diam sembari menatap Kaina yang sedang berbohong pada saudaranya.
“thanks ya dulu udah nganterin Kaina” ucap Nathan berterima kasih kepada Aksa.
“tidak masalah”
“Na, lo ga mau nawarin dia buat sarapan bareng?” ucap Nathan yang merasa aneh melihat Kaina tidak menawarkan makanannya pada Aksa.
Padahal gadis itu selalu suka membagikan sesuatu yang ia miliki untuk orang lain.
“Aksa gabisa, dia lagi buru-buru kita sarapan sendiri aja”
“oh gitu yaudah ayo masuk, duluan ya” pamit Nathan.
Kaina segera membawa Nathan untuk pergi menuju apartemennya meninggalkan Aksa yang hanya melihat interaksi mereka berdua.
“tatapan mata itu seperti seolah mengejekku” batin Aksa sesaat setelah melihat Nathan menutup pintu apartemen.