Pertemuan Nathan dan Aksa
by : tulisanbucin
tw // harsh word
Setelah mengantarkan Kaina, Nathan tidak pergi ke apartemen Kaina seperti ucapannya sebelumnya. Melainkan ke kantor utama dari perusahan tempat kakaknya bekerja.
Sebelum memasuki lobby, Nathan sudah di cegat oleh dua orang satpam sekaligus yang menanyakan maksud dan tujuan dari kedatangan Nathan.
Nathan hanya menjawab bahwa kehadirannya sudah ditunggu oleh pemilik perusahaan tersebut dan hal itu justru membuat kedua satpam tersebut terlihat bingung dengan jawaban yang diberikan Nathan.
“dia tamu presdir, biarkan aku yang mengawalnya”
“baik pak” balas kedua satpam tersebut setelah melihat kedatangan Arjun.
“aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi, Mas Arjun?” sarkas Nathan yang tidak menampakkan wajah terkejutnya sama sekali.
Arjun dengan tatapan dinginnya hanya mempersilahkan Nathan untuk mengikutinya.
Di ruangannya, Aksa sudah siap untuk menyambut kedatangan Nathan.
“selamat datang, Nathan” ucap Aksa ketika Arjun dan Nathan sudah sampai di ruangannya.
Nathan hanya tersenyum sinis mendengar sambutan dari Aksa.
“duduklah atau kau ingin berdiri seperti itu hingga nanti?” sedari tadi Aksa memang sudah duduk saat menyambut kedatangan Nathan.
Nathan duduk di hadapan Aksa dengan tangan yang ia lipat didepan dada.
“kau sepertinya sudah tau akan kedatanganku hari ini”
“aku selalu siap menerimamu sebagai tamuku”
“cuih” Nathan yang sudah tidak bisa berbasa basi mulai meludah dihadapan Aksa.
Melihat itu Arjun ingin menghampiri Nathan namun langsung dicegah oleh Aksa.
“kau keluar saja Arjun, sepertinya tamuku ini hanya ingin berbicara berdua denganku”
“baik, aku keluar dulu”
Setelah Arjun keluar suasana menjadi hening, mereka hanya saling bertukar tatapan dingin.
“apa kau sudah mengincar Kaina sejak ia pindah?”
“aku tidak menyangka kau akan to the point sekali”
“bajingan gila.. apa sebenarnya yang kau inginkan dari Kaina hah?!”
“semuanya, aku menginginkan semua yang ada pada diri Kaina”
“brengsek”
“mendengar pertanyaan itu keluar dari mulutmu sepertinya banyak hal yang tidak kau ketahui atau mungkin memang seharusnya kau tidak perlu mengetahuinya”
“berhenti menganggu hidup Kaina”
“aku mencintainya”
“apa?!”
“aku mencintai Kaina”
“apa kau sudah gila?”
“iya, aku gila karena Kaina”
“percuma saja aku bicara dengan orang brengsek sepertimu”
“aku brengsek? Kalau begitu kau lebih brengsek”
Bugh
Nathan hendak memukul Aksa namun pukulan itu segera Aksa tangkis.
“aku tidak akan pernah membiarkan tanganmu menyentuh kulitku” sarkas Aksa.
“aku yakin Kaina sudah berusaha melaporkanmu ke polisi tapi tidak ada gunanya. Melihat koneksimu yang sangat luas seperti ini, polisi pun pasti akan tunduk kepadamu”
“apa aku harus mengucapkan terimakasih atas pujianmu itu?”
“aku akan menjaga Kaina dan akan menjauhkannya dari laki-laki brengsek sepertimu”
Nathan hendak pergi namun ucapan Aksa menghentikan langkahnya.
“cobalah, Kaina tidak akan bisa lepas dariku. Seberapa besar usahamu untuk memisahkan kita, itu hanya akan menjadi hal yang sia-sia”