Turun
by : tulisanbucin
Akhirnya Kaina yang mengalah, ia turun untuk menemui Aksa. Ia berusaha berjalan dengan langkah sepelan mungkin agar tidak membangunkan orang-orang dirumah.
Ketika Kaina membuka pagar ia bisa melihat Aksa dengan tatapan dinginnya bersandar di pintu mobilnya yang terparkir cukup jauh dari rumah Juan.
Setelah menutup pagar Kaina berjalan menghampiri Aksa dengan perasaan sedikit cemas. Ia takut Aksa tidak akan menepati ucapannya.
Dihadapan Kaina, Aksa hanya diam sembari menatap dingin Kaina yang tertunduk.
“kenapa menunduk, tatap saya Kaina” ucap Aksa dan langsung dituruti oleh Kaina.
Aksa dapat melihat ada rasa takut dari tatapan Kaina. Bahkan saat tangan Aksa akan membelai rambut Kaina, Kaina refleks menghindar dan itu jelas membuat geram Aksa.
Apakah ia sangat menakutkan di hadapan gadisnya ini?
“kenapa? Apa kau takut denganku?”
Kaina menggelengkan kepalanya ia tidak ingin Aksa marah apalagi Aksa membawa sebuah pistol dibalik jaketnya.
“kau takut sayang, KAU TAKUT DENGANKU” bentak Aksa dan membuat tubuh Kaina tersentak.
Kaina terjatuh, kakinya menjadi tidak kokoh seperti biasanya.
Aksa ikut berjongkok dihadapan Kaina dan memegang rahang Kaina dengan kasar.
Untuk pertama kalinya, Aksa bersikap kasar seperti itu terhadap Kaina.
Saat merasa Kaina mulai semakin takut, akhirnya Aksa tersadar dengan apa yang ia lakukan justru membuat kaina semakin takut dan akan semakin membencinya.
“maaf, maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu sayang” ucap Aksa dan langsung merengkuh tubuh Kaina yang bergetar.
Kaina menangis tepat di pelukan Aksa.
Aksa memberikan usapan lembut pada rambut Kaina, berusaha menenangkan gadis yang ia cintai.
“maaf, maafkan aku” ucapan yang terus terucap dari mulut Aksa karena Kaina tidak juga merasa tenang.
Tak berapa lama Kaina sudah mulai tenang dan Aksa menuntun Kaina untuk berdiri dan merapikan helaian rambut Kaina yang menutupi wajahnya.
“tidurlah, besok aku akan menjemputmu sepulang sekolah”
Kaina hanya mengangguk sebagai balasan.
Setelah itu Aksa mencium kening Kaina dan menyuruh Kaina untuk segera masuk kembali ke rumah Juan karena udara yang semakin dingin.
Kaina menurut dan segera berlalu meninggalkan Aksa.
Sebelum membuka pagar Kaina sempat menatap Aksa yang tengah memandangnya dari jauh.
*“bajingan gila, kenapa pelukannya selalu menenangkan bagiku” batin Kaina.