Stalker
by : tulisanbucin
tw // blood
Hujan deras tidak menghalangi Kaina untuk terus berusaha menangkap orang misterius itu.
Kaina yang sudah mulai hafal dengan jalanan yang ada disekitar gedung apartemen, membuatnya semakin mudah untuk mengikuti orang misterius itu.
Namun di tengah-tengah perjalanannya mengikuti orang misterius itu ia kehilangan jejak. Ia ingat orang misterius itu berbelok ke arah pertokoan ini, namun saat sudah mendekati orang misterius itu hilang.
Kaina merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Sekarang posisi berganti ia yang sedang diawasi oleh orang misterius itu.
Kaina berbalik badan dan melihat orang misterius itu tengah berdiri diseberang jalan.
Pertokoan yang sudah tutup dan jalanan yang sepi membuat suasana semakin mencekam.
Kaina diam-diam mengeluarkan pisau lipat yang ia sembunyikan di balik saku hoodienya. Pisau pemberian Nathan yang sempat diberikan sebelum Kaina pulang dari rumah sakit.
Namun mata elang orang misterius itu sudah menangkap gelagat aneh dari Kaina. Ia sudah mengetahui bahwa Kaina menyembunyikan sebuah pisau di balik saku hoodineya.
Hujan deras serta lampu jalanan yang tidak terlalu terang membuat orang misterius itu tidak dapat membaca mimik wajah Kaina dengan baik. Kaina berlari menghampiri orang misterius itu, dan saat itu juga orang misterius itu sadar bahwa Kaina mungkin akan membunuhnya.
Namun tidak disangka orang misterius itu justru diam tak bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri. Ia tidak mempermasalahkan jika ia harus meregang nyawa ditangan orang yang ia cintai. Sebesar itu cintanya pada Kaina.
Jlep
Sebuah tusukan di perut dilakukan oleh Kaina.
Orang misterius itu menggeram, ia berusaha melepas pisau tersebut namun Kaina justru tambah memperdalam tusukan tersebut.
“Kaina apa yang kau lakukan!!!” bentak orang misterius itu sembari tetap berusaha melepas pisau tersebut dari genggaman Kaina.
Kaina tidak menusuk orang misterius itu, melainkan menusuk dirinya sendiri dihadapan orang misterius itu.
Kaina pun tumbang karena tidak dapat menahan rasa sakit dibagian perutnya. Orang misterius itu memangku kepala Kaina dan berusaha menekan luka bekas tusukan agar darahnya tidak semakin keluar.
Kaina masih tersadar walaupun kondisinya begitu lemas. Orang misterius itu sudah menelpon bawahannya untuk menyiapkan ruang operasi khusus untuk Kaina.
Semua tak luput dari pandangan Kaina, ia masih sadar dan memperhatikan itu semua.
“kenapa kamu lakukan ini semua...” Kaina mulai tersengal-senggal saat berbicara.
Orang misterius itu masih menatap lekat Kaina sembari berusaha menenangkan Kaina agar tidak banyak bicara. Mengusap peluh di kening Kaina. Untuk pertama kalinya Kaina melihat orang misterius itu meneteskan air mata untuknya. Kaina tahu meskipun wajah orang misterius itu masih tertutup topi dan masker.
”...Aksa” lanjut Kaina lagi sesaat sebelum menutup kedua matanya.
Orang misterius itu dibuat terkejut oleh ucapan Kaina barusan. Kaina ternyata sudah mengetahui identitasnya yang sebenarnya.
“maafkan saya Kaina saya tidak pernah bermaksud melakukan ini semua. Kenapa kau lakukan ini pada Kaina hahh!!!” Aksa memeluk tubuh Kaina sembari memukul-mukul kepalanya sendiri.