Tertinggal

by : tulisanbucin

Sesampainya di rumah sakit, Kaina dikejutkan oleh kedatangan Aksa yang sudah berada di lorong ruangan dimana Nathan dirawat.

“kok ga bilang kalo udah sampe?”

“saya sudah chat kamu, tapi tidak kamu balas”

“bentar aku cek dulu, eh...”

“ada apa Kaina?”

“maaf ya Aksa, ponsel aku ketinggalan dirumah bibi”

“tidak apa-apa, yang terpenting kita sudah bertemu”

“iya, yaudah ayo duduk situ”

Kaina mengarahkan Aksa untuk duduk dibangku yang ada di pinggir lorong.

“tinggu disini sebentar ya Aksa, aku mau taruh tas ini ke ruangan Nathan”

“iya”

Setelah mendapat balasan dari Aksa, Kaina pun segera pergi.

Diruangan inap Nathan ada bibi yang tengah tertidur di sofa. Bibi terlihat sangat kelelahan. Untung saja Arin membawakan selimut untuk bibi, jadi Kaina bisa menyelimuti bibi dengan selimut yang dibawakan oleh Arin.

Tak ingin membuat Aksa menunggu terlalu lama, Kaina pun segera pergi menemui Aksa.

“maaf ya lama”

“tidak lama Kaina”

Mereka berdua hanya duduk sambil berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing. Aksa ingin sekali bertanya tentang keadaan Nathan, namun ia urungkan karena takut jika membuat Kaina sedih. Karena dari sorot mata Kaina, Aksa sudah dapat melihat banyak beban dan kesedihan yang sedang ia tahan. Kaina menyembunyikan itu dihadapan Aksa.

Hingga malam tiba Kaina tanpa sadar tertidur sambil tertunduk. Aksa yang melihat itu tidak sanggup untuk membangunkan Kaina dan malah menjadikan bahunya sebagai sandaran untuk Kaina tidur.

“kamu pasti lelah, kamu bahkan tidur sambil meringkih. Saya harap kamu bermimpi indah dalam tidurmu Kaina” lirih Aksa.

Hampir 2 jam Kaina tidur dengan posisi bersandar dibahu Aksa dan Aksa yang tengah sibuk dengan sketchbook ditangannya.

“Aksa jam kamu mati” ucap Kaina tiba-tiba saat ia terbangun dari tidurnya.

“sudah bangun?”

Kaina membalas dengan anggukan kepala yang menurut Aksa sangat menggemaskan.

“tadi saya buru-buru dan tidak melihat jika jam yang saya gunakan sudah mati”

“kamu kenapa buru-buru sih?”

“saya takut kamu sendirian”

“kan aku udah bilang ada bibi disini” balas Kaina sembari mengusap matanya yang masih setengah mengantuk.

“tidak tahu, saya hanya ingin cepat sampai untuk menemui kamu”

Kaina yang mendengar itu hanya membalas dengan senyuman hangatnya. Rasa kantuknya tiba-tiba hilang.

“bagaimana dengan ponsel kamu?” tanya Aksa.

“gapapa kok, aku bisa ambil kalo kesana lagi”

“saya antarkan ya?”

“tapi udah malem kamu harus pulang”

“saya akan disini menemani kamu”

“kamu ga kerja?”

“saya sedang tidak ada project, jadi saya bisa meluangkan waktu”

Kaina membalas ucapan Aksa dengan senyumannya lagi.

“besok pagi saya antarkan kerumah bibi kamu ya untuk mengambil ponsel?”

“iya, makasih Aksa”