Special parts from stalker's side
by : tulisanbucin
Di ruangan bernuansa putih seorang pria paruh baya dengan jas putih kebanggaanya sedang menunggu seseorang, sembari bermain-main dengan kucing peliharaannya.
Kriet
Suara pintu terbuka.
“akhirnya kamu datang juga”
Laki-laki dengan pakaian casual itu langsung masuk dan mendudukan dirinya dihadapan pria berjas putih.
“bagaimana kabarmu?”
“biasa saja” balasnya sembari melipat kedua tangannya didada.
Pria berjas putih hanya menganggukkan kepalanya menanggapi balasan dari lawan bicaranya.
“tapi saat ini saya tidak ingin bertemu denganmu”
“aku yang menentukan kau bertemu denganku atau tidak, ingatlah kau makan menggunakan uangku”
“baiklah-baiklah jika kamu sudah berkata seperti itu. Lalu mengapa kamu ingin bertemu denganku?” tanya pria berjas putih itu kembali.
“wanitaku tidak menyukaiku”
“bukan tidak menyukaimu, hanya saja kepribadianmu yang itu membuatnya seperti tidak menyukaimu”
“dia menyukai orang lain”
“kamu patah hati?”
“tentu saja”
“lalu apa yang sudah kamu lakukan selama patah hati ini?”
“aku hanya mengikutinya”
“bukankah kamu memang sudah mengikutinya?”
“biasanya tidak sedekat ini”
“ah begitu”
“meow meow meow”
Kucing pria berjas putih itu mengeong dihadapan laki-laki berpakaian casual.
“singkirkan dia atau dia akan menjadi santapan untuk Leo” sarkas laki-laki berpakaian casual.
“Leo dan kucingku masih satu ras asal kamu tahu, Leo pasti tidak akan tega memakannya” balas pria berjas putih dengan santai.
“hachiii”
Pria berjas putih itu tertawa saat melihat laki-laki dihadapannya ini sedang bersin. Ia melupakan sebuah fakta jika laki-laki dihadapannya ini memiliki alergi.
Pria berjas putih itu pun mengeluarkan kucing kesayangannya keluar ruangan.
Sebelum kembali duduk dihadapan pria berpakaian casual itu, ia meletakkan sekaleng sprite ke hadapannya.
“cola”
“oh iya saya lupa ini bukan kesukaanmu kan?”
Kemudian pria berjas putih itupun mengganti minuman kalengnya.
Tidak ada percakapan lagi selain suara tegukan dari minuman yang di minum oleh kedua orang itu.
“kita menyukai wanita yang sama, namun aku dulu yang bertemu dengannya” laki-laki berpakaian casual itu memulai percakapan kembali.
“jadi itu alasan kamu ingin memilikinya sendiri?”
“benar”
“tapi kalian ini tidak akan bisa dipisahkan. Kalian memang harus berbagi atau mengalah”
“tidak sudi aku membagi wanitaku dengannya”
“tapi dari ceritamu, wanitamu lebih menyukai dia daripada dirimu. Lalu bagaimana, bukankah seharusnya kamu yang mengalah?”
Brak
Suara meja dibanting dan kaleng cola yang dilempar ke sembarang arah.
“kau sebenarnya berada di pihak siapa? Hah?”
“tidak di pihak siapapun”
“sialan” ucap laki-laki berpakaian casual dan melompat menaiki meja untuk mencengkram kerah pria berjas putih.
“s-sudah lama sekali kamu tidak kembali kesini. S-saya ingin bertemu dengan d-dia, sebentar saja jika diperbolehkan? Uhuk” pria berjas putih itu mencoba berbicara tenang dengan laki-laki dihadapannya.
Pria berpakaian casual itu pun melapaskan cengkramannya pada kerah pria berjas putih.
“keluarlah, tua bangka ini ingin bertemu denganmu”
Suara pintu terbuka menampilkan seorang wanita menggunakan pakaian serba putih. Ia membawa sebuah mangkuk berisi sup yang masih panas.
Diletakkannya sup itu dihadapan pria berpakaian casual
“ini tuan”
Setelah dibalas anggukan oleh pria berpakaian casual wanita berpakaian serba putih itu pun keluar dari ruangan.
“makanlah terlebih dahulu, setelah itu kita lanjutkan pembicaraan ini”
“terimakasih”
“akhirnya kamu datang, saya ingin berbicara banyak hal denganmu jadi nikmati makananmu dengan nyaman agar pembicaraan kita nanti lebih optimal”
Laki-laki berpakaian casual itupun menganggukkan kepalanya dengan sopan.