Sesuatu yang tak terduga
by : tulisanbucin
Setelah kepergian Arjun, Kaina bergegas pergi ke dapur. Memindahkan bubur ke dalam termos makanan agar buburnya tetap hangat sampai saat Aksa bangun. Kaina juga sempat memeriksa keadaan Aksa sebelum pergi ke dapur. Selama di dapur ia juga banyak berkirim pesan dengan Arjun. Seperti biasa jika sudah menyangkut Aksa, Arjun yang pendiam pasti akan berubah menjadi cerewet.
Kaina memutuskan untuk meletakkan bubur Aksa di kamarnya saja, agar nanti ketika Aksa bangun bisa langsung memakannya.
Aksa masih terlelap dalam tidurnya, ketika Kaina masuk ke dalam kamarnya.
Kaina hendak keluar setelah meletakkan bubur dan air putih di nakas samping kasur. Namun suara rintihan Aksa mulai terdengar kembali.
Kaina duduk di sisi ranjang Aksa sembari mengelap dahi Aksa yang berkeringat.
“kenapa aku harus melakukan ini?” gumam Kaina.
Setelah itu Kaina hanya duduk di sofa yang ada samping kasur Aksa. Sembari melihat-lihat interior kamar Aksa.
Padahal tadi malam ia juga tidur di kasur yang sekarang Aksa tempati. Namun tadi malam ia hanya langsung tidur setelah mengunci kamar.
Kaina sedikit kagum dengan interior yang ada di kamar Aksa ini. Karya seorang arsitek memang tidak perlu diragukan lagi.
Tanpa kaina sadari, langkahnya sudah menyusuri kamar Aksa.
“di sini ada photo ayah dan bunda Aksa” gumam Kaina sembari meraih pigura yang terletak di meja kerja Aksa.
Sebuah photo yang memperlihatkan sepasang suami istri dengan seorang anak kecil laki-laki yang berada di pangkuan sang ayah.
Saat itu juga Kaina menemukan sebuah pigura yang di letakkan tengkurap diatas meja.
Dibalik pigura tersebut terdapat tulisan “Nana🌻”.
Saat membalik pigura tersebut, terdapat photo dua anak, laki-laki dan perempuan. Namun anehnya bagian wajah anak perempuan tersebut di beri stiker.
“apa ini saudara perempuan Aksa? Tapi Aksa ga pernah cerita tentang saudaranya ini. Yang laki-laki kayaknya memang Aksa tapi kenapa yang perempuan mukanya dikasih stiker?”
Kaina yang tak mau memikirkan hal itu segera meletakkan pigura tersebut ke posisi semula. Namun sebuah kertas terjatuh tepat di bawah kaki Kaina.
Kaina meraih kertas tersebut, hendak mengembalikannya ke dalam pigura tadi. Namun setelah melihat kertas yang ia pegang niatnya tadi ia urungkan.
“ini kan photo aku? Iya aku ingat photo ini hilang beberapa tahun yang lalu dan aku ga pernah nemuin photo ini lagi. Bagaimana bisa ada disini? Apa Aksa yang mengambilnya? Tapi kalo bener gitu, apa Aksa pernah masuk ke rumah paman? Sebenarnya sejak kapan Aksa mulai mengikutiku?”
Kaina segera memasukkan photo dirinya ke dalam saku dan keluar dari kamar Aksa.
Ingin rasanya Kaina membangunkan Aksa dan menanyakan itu semua. Namun niatnya ia urungkan. Ia memilih pergi ke balkon dan mengunci dirinya disana. Berdiri di pembatas balkon sembari menatap kembali photo yang ia temukan tadi.
“apa jangan-jangan “Nana🌻” yang ada di photo tadi itu aku? Aneh juga kalo Aksa tau nama kecilku, sedangkan yang memanggilku Nana hanya Nathan dan Juan tidak ada yang lain”
Kaina memutuskan kembali ke kamar Aksa, ia ingin memastikan anak perempuan yang wajahnya diberi stiker tadi apakah benar dirinya atau bukan.
Namun belum sempat membuka pintu balkon, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk yang berasal dari orang yang saat ini sangat ingin Kaina interogasi.