Seseorang dengan luka sama

by : tulisanbucin

Pagi harinya Kaina terbangun dan tidak menemukan orang misterius itu disampingnya. Kaos yang Kaina gunakan terdapat noda darah dari luka orang misterius itu.

Tet tet tet

Bel apartemen Kaina berbunyi, siapa yang bertamu sepagi ini. Tidak mungkin orang misterius itu, ia pasti akan langsung menyusup kedalam apartemen tanpa permisi.

Saat Kaina membuka pintu, Aksa datang dengan wajah khawatirnya.

“Aksa?”

“apa terjadi sesuatu tadi malam?”

“t-tidak” bohong Kaina.

“saya mendengar kegaduhan, saat saya keluar suara itu berasal dari apartemen kamu”

“maaf ya Aksa, sudah mengganggu, kedepannya ga akan terjadi lagi” Kaina merasa sungkan jika Aksa terganggu akibat ulah orang misterius tadi malam.

Namun fokus Aksa teralihkan pada kaos putih yang Kaina kenakan. Kaos yang penuh dengan darah orang misterius.

“baju kamu kenapa?”

“ah ini kena luka gores tapi gapapa kok”

“hati hati, tadi malam saya menelpon untuk memastikan keadaan kamu tapi tidak kamu angkat”

“maaf sepertinya ponselku mati tadi malam”

“syukurlah, kalau kamu baik baik saja”

“kamu mau kerja?”

“iya”

“yaudah hati hati”

“kamu nggak sekolah?”

“iya ini mau siap siap”

“mau saya beri tumpangan? Sepertinya kamu akan terlambat jika naik bus”

“ah, apa bol.. eh nggak usah gapapa aku bisa berangkat sendiri”

Tiba-tiba Kaina teringat kembali ucapan orang misterius itu, ia takut Aksa juga akan mendapat ancaman seperti Juan.

“tidak apa apa, saya tunggu, silahkan bersiap”

“nggak papa, ga perlu beneran”

“saya tidak menerima penolakan”

“tap..i”

“nanti kamu terlambat, jika tidak segera bersiap”

“baik, sebentar ya”

Kaina segera masuk kembali ke apartemennya dan bersiap untuk pergi sekolah.

“semoga tidak terjadi apa apa. Semoga..” batin Kaina.


Di dalam mobil tidak ada percakapan sama sekali antara Kaina dan Aksa. Hingga pandangan Kaina tertuju pada tangan Aksa yang berbalut perban.

“tangan kamu luka?”

“iya, kemaren saat bekerja”

“Aksa kerja apa?” tanya Kaina.

Kaina merasa ia harusnya minimal mengetahui nama dan pekerjaan tetangganya ini.

“arsitek, kamu tau proyek Fullsun Corp.?”

“iya tau, yang mau bikin mall itu?”

“iya, saya kerja disana”

“wah hebat, jadi mall itu kamu yang rancang?”

“iya”

“wah hebat”

Kaina nampak sangat kagum dengan pekerjaan Aksa yang menurutnya sangat keren untuk anak seusianya.

“biasa saja kok” tanpa Kaina sadari Aksa tersenyum mendengar segala pujian terhadap dirinya.

“iya, kamu bisa bilang gitu karena udah sering jalanin beda sama aku”

“beda bagaimana?”

“eh nggak papa, oh iya kamu kalo ngobrol sama aku ga perlu formal gitu apalagi aku lebih muda dari kamu”

“apa kamu terganggu?”

“nggak, cuma lebih nyaman aja kalo semisal Aksa ngobrol nya lebih santai aja kalo sama aku”

“akan saya coba”

Kaina tersenyum mendengar penuturan Aksa. Sepertinya Aksa memang sudah terbiasa di lingkungannya mengobrol secara formal, Kaina yang seharusnya mencoba memahami Aksa.

“oh iya, Aksa semisal aku jadi tetangga kamu pernah bikin kamu ga nyaman bilang aja ya, ditegur aja gapapa kok aku pasti menerimanya”

“saya nyaman, tidak ada masalah apapun”

“syukurlah”

“apa ada masalah?”

“nggak, nggak papa, aku cuma takut kalo aku buat orang di sekitarku ga nyaman”

“kamu bukan orang seperti itu”

“udah sebulan ini aku kenal kamu dan kamu baik banget sama aku, makasih ya”

“sepertinya lebih” gumam Aksa namun samar samar Kaina mendengarnya.

“hmm?”

“tidak ada, sudah sampai silahkan masuk nanti terlambat”

“oh iya, makasih ya, semangat kerjanya”

“kamu juga”

Kaina turun dari mobil Aksa dan melambaikan tangan sebagai salam perpisahan.

Kaina menatap mobil Aksa yang sudah berjalan menjauh. Ingatannya kembali pada pembahasannya dengan Aksa tadi. Entah kenapa ia merasa ada yang janggal dengan Aksa.

“sepertinya lebih?” gumam Kaina.

Ia yakin tidak salah dengar, kalimat itu seperti sebuah sangkalan darinya atas ucapan Kaina.

Dan mengenai luka itu, sebenarnya Kaina cukup merasa janggal juga. Ia ingat bertemu dengan Aksa sore harinya, ketika membuang sampah dan dia belum memiliki luka itu. Apa luka itu ia dapat di malam hari? Tapi tadi malam jelas jelas Aksa mendengar suara gaduh dari apartemen Kaina, berarti dia berada di apartemennya dari sore dan bukan sedang bekerja.

“tidak mungkin, Aksa sangat baik padaku dan suara orang misterius itu juga tidak seperti Aksa. Aku menghafal suaranya. Mungkin hanya kebetulan dan bisa saja malamnya Aksa kembali bekerja lagi”

Selain suara banyak hal yang Kaina ingat dari orang misterius tadi malam, laki laki berusia sekitar 20an dengan tinggi 174cm dan bersuara berat.