Sebenarnya apa yang terjadi?
by : tulisanbucin
Kaina dikejutkan oleh kedatangan Juan dan kedua orang tuanya dirumah sakit ini.
“Na? Ngapain dijemput sih kita bisa nyari sendiri kok ruangannya Nathan” ucap Juan begitu melihat Kaina sudah ada dihadapannya.
Mendengar ucapan Juan membuat Kaina semakin terkejut.
“Nathan? Ini bukan rumah sakit yang aku datangi dulu, apa Nathan di pindahkan kesini? Tapi kenapa?” monolog Kaina dalam hati.
“Kaina sayang, kamu sudah makan?” tanya bunda Juan pada Kaina yang sedari tadi hanya diam.
“sudah bunda” balas Kaina berusaha menghilangkan rasa gugupnya saat ini.
“ayo kita ke ruangannya Nathan nak, ayah mau lihat keadaan Nathan” ajak ayah Juan dan mau tidak mau Kaina harus menjadi penunjuk arah untuk Juan dan kedua orang tuanya.
Untung saja ruangan nomor 13 tidak sulit untuk dicari.
Di ruangan itu ada bibi yang tengah membasuh tangan dan kaki Nathan.
Deg
Hati Kaina terasa sakit melihat keadaan Nathan yang sepertinya tidak semakin membaik.
“Na?”
Nathan terkejut melihat kehadiran Kaina dihadapannya.
“Kaina mereka siapa?” tanya bibi.
Kaina yang masih sangat terkejut dengan semua yang terjadi ini berusaha menstabilkan emosinya.
Dengan pelan ia menjelaskan kepada bibi dan Nathan perihal Juan dan kedua orangtuanya yang datang kesini.
Kaina menceritakan alasan mereka datang kesini, semua jawaban Kaina dapatkan berkat bunda Juan yang banyak bercerita selama diperjalan mencari ruangan Nathan tadi.
Kedua orang tua Juan dan bibi Kaina memang belum pernah bertemu sebelumnya, meskipun Juan sering bertemu dengan ibunya Nathan dulu ketika masih kecil.
“terimakasih sudah jauh jauh datang kesini, maaf merepotkan” ucap bibi.
“tidak, tidak merepotkan sama sekali” balas kedua orang tua Juan.
Setelah cukup lama diruangan Nathan, bibi mengajak Juan dan kedua orang tuanya untuk duduk diruangan yang disediakan untuk tamu yang berada tepat disamping kamar Nathan.
Saat akan mengikuti bibi, tangan Kaina diraih oleh Nathan. Dan berakhiran hanya mereka berdua yang ada diruangan itu.
Nathan menunjukkan wajah yang penuh dengan tanda tanya.
“Na? Gue pikir lo masih sibuk disekolah kenapa malah kesini sama mereka?”
“bunda Juan yang ajak aku kesini buat lihat kamu”
“oh kirain, kan gue udah larang lo datang kesini tapi kenapa ngeyel sih”
“Nathan melarangku datang kesini? Kapan dia bilang begitu?” batin Kaina.
“maaf, bunda yang pengen” balas Kaina dan segera menyibukkan diri dengan mengambil tisu untuk mengelap kening Nathan.
“lo deket banget ya sama keluarganya Juan?”
Kaina hanya membalas dengan anggukan kepalanya sembari masih menyibukkan diri dengan kegiatannya.
Kaina memilih untuk keluar meninggalkan Nathan yang tengah tertidur setelah meminum obatnya.
“Kaina kamu harusnya bilang kalo mau ada tamu kan bibi bisa siapin makanan” ucap bibi ketika Kaina datang dan duduk dihadapannya.
“tidak usah repot, kita juga dadakan kok baru bilang Kaina tadi malam iya kan Juan?” balas bunda Juan.
“iya bun, nggak papa bibi lagian Juan juga sudah lama tidak bertemu dengan bibi”
“Juan masih sama seperti yang dulu ya, tinggi dan tampan”
Juan menanggapi gurauan bibi dengan senyum manisnya.
Di sisi lain Kaina masih beruaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
“Na lo gapapa kan? Kok kelihatan pucet banget” bisik Juan.
“aku gapapa kok mungkin karena kecapean” balas Kaina.
Kaina yakin Aksa ada dibalik semua ini. Karena hanya Aksa yang dapat melakukannya.