Rumah kita
by : tulisanbucin
Orang misterius itu langsung menggendong Kaina dan memasukkannya ke dalam mobil. Kaina berusaha memberontak namun dengan cepat orang misterius itu memasangkan sabuk pengaman padanya.
“tenanglah sayang, aku tidak akan menyakitimu” ucapnya sebelum menjalankan mobilnya.
Mobil orang misterius itu mulai keluar dari area parkiran dan melaju melewati jalanan ramai hingga jalanan yang sepi. Ada hutan di sisi sebelah kanan dan laut di sebelah kiri. Kaina tidak tahu ia akan dibawa kemana. Kaina hanya berusaha mengingat jalanan yang ia lewati.
“kita akan pulang sayang, ke rumah kita” ucap orang misterius itu sembari berusaha meraih tangan Kaina, namun segera ditepisnya.
Kaina hanya membalas ucapannya dengan menatap tajam orang misterius itu yang masih menggunakan masker.
Masker itu membuat Kaina lebih sulit untuk mengenali ataupun mengingat suara dari orang misterius itu.
Tak terasa perjalanan hampir 2 jam itu terselesaikan. Mobil berhenti didepan pekarangan rumah yang berada diatas bukit dengan pemandangan laut yang cukup indah di malam hari. Bahkan bulan terlihat jelas dari atas bukit itu. Namun anehnya, hanya ada satu rumah itu disana.
Kaina tanpa sadar tertidur dengan posisi memunggungi orang misterius itu. Orang misterius itu pun segera menggendong Kaina dan memindahkannya ke dalam rumah.
Saat akan menyelimuti Kaina, posisi tidur Kaina berubah meringkuk sambil memeluk kedua lututnya. Membuat orang misterius itu segera memposisikan tubuhnya di samping Kaina. Memeluknya dan memberikan usapan lembut pada punggung Kaina.
“jika kau tidur dalam posisi seperti itu, pasti kau sedang merindukan orang tuamu benarkan?” gumamnya sembari mendaratkan satu kecupan di kepala Kaina.
Hanya ada suara angin yang masuk dari jendela yang terbuka. Orang misterius itu masih setia memandangi wajah Kaina saat tertidur.
“hmm, padahal aku ingin memberimu hukuman tapi kau malah tertidur” ucapnya tepat didepan wajah Kaina.
Kaina terbangun dan mendapati dirinya berada di kamar orang lain. Kaina pun bangkit dari kasur dan melihat pantulan dirinya pada sebuah cermin dihadapannya. Kaina masih lengkap dengan pakaian yang ia gunakan tadi malam.
Kemudian pandangannya tertuju pada seragam sekolahnya yang terletak diatas meja rias, lengkap dengan tas yang berisi buku pelajaran.
Sebuah kertas terjatuh tepat di kaki Kaina, sebuah pesan yang sudah diketahui Kaina siapa penulisnya. Setelah membacanya Kaina meremas kertas tersebut dan membuangnya ke sembarang arah.
Kaina sangat marah, ia merasa orang misterius itu telah seenaknya mengatur kehidupannya. Namun amarah itu segera ia singkirkan terlebih dahulu. Ia harus pergi dari rumah ini secepatnya.
Setelah siap dengan seragamnya, Kaina keluar dari kamar yang tadi malam ia gunakan. Menelusuri tiap lorong, namun ia tidak juga menemukan sebuah tangga untuk turun.
Kaina tahu ia sedang berada diatas bangunan 3 lantai. Sebelumnya ia sempat memeriksa keluar jendela kamarnya dan berniat untuk kabur melalui jendela, namun niatnya segera ia urungkan karena tepat dibawahnya terdapat jurang yang tak diketahui kedalamannya.
Seperti mengetahui isi pikiran Kaina, orang misterius itu mengiriminya sebuah pesan.