Ruangan rahasia

by : tulisanbucin

Aksa mengajak Kaina pergi di kedai bakmi yang ada di depan apartemen mereka. Tepatnya kedai dari pemilik gedung apartemen mereka.

“tumben banget penghuni lantai 6 kesini bareng” tanya nenek pemilik kedai.

“iya kebetulan kita belum makan malam” balas Aksa.

“sibuk sekolah dan kerja boleh saja, tapi jangan lupa untuk makan ya kalian masih muda”

“terimakasih untuk nasihatnya, kami pesan bakmi kuah 2 dan teh panas 2”

“baik, di tunggu dulu ya”

Kaina sedari tadi hanya menatap Aksa dengan jenggah.

“yakin tidak mau dipakai sekarang?” tawar Aksa kembali.

“Aksa, cukup”

Aksa menghela nafasnya pelan dan mengikuti arah pandang Kaina yang sudah memalingkan wajah darinya.

Hujan turun malam ini, tidak terlalu deras namun dapat membasahi seluruh jalanan.

Pesanan mereka berdua pun dihidangkan oleh sang nenek.

“nak Aksa saya lihat pengeluaran listriknya sangat besar ya”

“iya, kebetulan beberapa ruangan saya pakai khusus untuk ruang kerja saya”

“ah begitu pantas saja, yasudah silahkan dinikmati nak Aksa dan nak Kaina”

Sepergian sang nenek, Aksa segera menyantap makanannya. Berbeda dengan Kaina yang hanya diam menatap Aksa tanpa menyentuh makanannya sedikitpun.

“kamu tidak mau makan?”

“tidak, aku sudah kenyang”

Mendengar penuturan Kaina, Aksa segera mengambil bakmi yang ada dihadapan Kaina dan mulai menyantapnya. Aksa memakan dua porsi sekaligus.

“cepat selesaikan makanmu, aku ingin pulang”

Pernyataan Kaina barusan, justru membuat Aksa menghentikan kegiatan makannya. Ia lalu membersihkan mulutnya dengan tisu dan bangkit dari kursinya.

“ayo, kalau kamu ingin pulang” setelah itu Aksa menarik tangan Kaina dan mengajaknya pergi tak lupa meninggalkan beberapa lembar uang 100.000 diatas meja.

“uangnya saya taruh di atas meja” setelah mengucapkan itu mereka berdua keluar dari kedai.

Kaina segera melepaskan genggaman Aksa padanya.

“lepas, dari tadi kau banyak menyentuhku”

Setelah mengucapkan itu Kaina pergi namun tetap di ikuti oleh Aksa dibelakangnya.

Setelah turun dari lift, Aksa menarik kembali Kaina yang hendak menuju apartemennya, untuk masuk ke salah satu apartemen milik Aksa.

“lepa-s, ini tempat apa?” ucap Kaina yang tercengang setelah melihat ruangan di salah satu apartemen Aksa, apartemen nomor 5 yang berada tepat disamping apartemennya.

Ruangan itu berisi banyak monitor yang sedang menampilkan berbagai tempat yang Kaina kunjungi setiap hari. Mulai dari kamar, ruang tengah, dapur, minimarket bahkan sekolahan.

Jantung Kaina berdetak lebih kencang, ia tak menyangka Aksa akan melakukan hal seperti ini.

Kaina benar-benar tidak mempunyai ruang untuk bersembunyi dari Aksa.

Bahkan tempat yang digunakan Aksa untuk mengawasinya berada di sebelah apartemennya. Itu berarti Aksa memang tidak pernah meninggalkan Kaina sedetikpun.