Pindahan

by tulisanbucin

Malam itu Kaina telah sampai di apartemen barunya. Hujan deras sekali sehingga banyak penghuni yang memilih untuk berdiam diri di dalam apartemen.

Kaina merupakan gadis remaja yang akhirnya memilih untuk merantau, setelah mengetahui bahwa paman dan bibinya sudah tidak berkenan merawatnya lagi. Kedua orang tua Kaina telah meninggal, ketika ia berumur 3 tahun. Sehingga Kaina hanya dirawat oleh paman dan bibinya saja.

Tidak mengapa, Kaina sudah terbiasa mandiri, ia pasti bisa hidup sendiri.

Ponsel Kaina bergetar menandakan sebuah panggilan masuk.

“udah sampe?” tanya si penelpon.

“udah” balas Kaina.

“30 menit lagi gue sampai ke sana, yang berat berat ditinggal di bawah aja nanti gue bantu angkatin”

“iya, hati hati dijalan”

Juan, merupakan teman semasa kecil Kaina. Sebelumnya ia menawarkan Kaina untuk tinggal di rumahnya, namun Kaina si gadis mandiri ini menolaknya. Kaina lebih memilih tinggal sendiri, setidaknya ia tidak perlu merepotkan orang tua Juan. Meskipun sebenarnya mereka telah menganggap Kaina seperti anaknya sendiri.


Kaina berjalan menuju lift sembari membawa beberapa barang yang bisa ia bawa. Tak lama ada seorang laki laki bermasker dengan hoodie yang menutupi kepalanya ikut masuk ke dalam lift bersamanya.

“permisi, anda ingin naik ke lantai berapa?” Kaina menawarkan diri untuk menekan tombol yang ingin dituju oleh laki laki tersebut.

Namun tidak ada balasan laki laki itu hanya diam dengan pandangan lurus ke depan. Akhirnya Kaina memutuskan untuk menutup pintu lift, sebelumnya ia sudah menekan tombol nomor 6, lantai apartemennya. Saat Kaina turun laki laki tersebut juga ikut turun.

Laki laki itu berhenti tepat didepan apartemen Kaina, apartemen nomor 6.

“ternyata anda juga tinggal di lantai ini” ucap Kaina kembali.

Namun masih tak ada balasan. Laki laki itu hanya diam membelakangi Kaina dan Kaina yang merasa sangat canggung karena hanya ia yang berbicara sedari tadi, akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam apartemennya.

“baiklah aku masuk dulu ya, sampai ketemu lagi”

Tanpa Kaina sadari laki laki tersebut tersenyum lebar saat menatap pintu apartemen Kaina.

“kita akan selalu bersama, dimanapun kamu berada” ucapnya.

Setelah itu laki laki tersebut memasuki lift kembali dan pergi entah kemana.