Penganggu

by : tulisanbucin

Setelah membaca pesan dari Aksa, Kaina segera masuk ke kamarnya.

Dan benar saja Aksa terlihat sedang mengambil sesuatu dari laci paling bawah miliknya. Padahal di laci itu juga ada barang Kaina yang lainnya, tapi ia bahkan tidak menyadari ada barang milik Aksa disana.

“ini” ucap Aksa sembari menyerahkan pouch berisi alat cukur beserta krimnya.

Kaina mengambilnya, masih dengan ekspresi sebalnya dan berjalan ke ruang tengah.

Aksa duduk disebelah Kaina dan menunggu gadisnya yang akan mencukur kumisnya.

Ini pertama kali bagi Kaina mencukur kumis seorang laki-laki. Bahkan Juan dan Nathan tidak pernah memintanya melakukan hal seperti ini.

Memang Aksa saja yang sengaja ingin membuat konsentrasi belajar Kaina hilang.

“bisakah kau memejamkan matamu?” pinta Kaina.

“tidak mau, memang kenapa? Aku ingin melihat kau melakukannya”

Kaina masih berusaha menahan emosinya.

“gapapa Kaina sebentar aja” batin Kaina memberi semangat pada dirinya sendiri.

Kaina mulai mengoleskan krim di area kumis Aksa tumbuh. Bahkan Aksa juga menunjuk daerah dagu yang ingin di cukur juga.

Pelan-pelan Kaina melakukannya, mengoleskan krim hingga mengarahkan alat cukur tersebut.

Kaina melakukannya dengan pelan dan teliti. Membuat Aksa tanpa sadar menyunggingkan senyumannya.

Jarak wajah mereka yang sangat dekat membuat Aksa dan Kaina sama-sama bisa merasakan hembusan nafas dari masing-masing.

Hening.

Aksa yang tidak mungkin berbicara dengan keadaan seperti itu serta Kaina yang sangat malas membuka topik pembicaraan.

Saat melihat kegiatan Kaina sudah selesai, Aksa semakin mendekatkan wajahnya kepada Kaina.

Aksa hendak mencium Kaina, namun Kaina yang masih fokus merapikan alat cukur Aksa malah mengalihkan pandangannya dan membuat Aksa hanya bisa mencium rambut Kaina.

“kenapa? Apa kau juga ingin memiliki rambutku?” ucap Kaina yang melihat Aksa tengah memegang rambutnya dengan kesal.