Menerima tamu
by : tulisanbucin
Saat tengah fokus mengerjakan tugas masing-masing, listrik di apartemen Kaina padam.
“listriknya mati, mungkin ada pemadaman bergilir Na”
“harusnya ada pemberitahuan, tapi kok ini tiba-tiba ya?”
Kaina dan Juan sudah menyalakan flash di ponsel masing-masing sebagai penerangan.
Padahal mereka baru saja mulai mengerjakan setelah banyak perdebatan mengenai pembagian tugasnya.
“coba keluar dulu Na, kita cek apa yang lain juga”
Setelah di angguki oleh Kaina, mereka pun keluar dari apartemen Kaina.
Betapa terkejutnya Kaina saat melihat listrik di lorong apartemennya menyala. Bahkan lift pun beroperasi dengan baik. Kaina mulai sadar ada yang tidak beres disini.
“Na, kayaknya listrik di apartemen lo doang yang bermasalah”
“iya aku mikirnya juga gitu”
“jadi dejavu” ucap Juan tiba-tiba.
“hmm?”
“gapapa. Coba panggil petugas keamanan aja biar diurusin” usul Juan dan di angguki oleh Kaina.
Sebelum turun ke bawah Kaina hendak mengunci apartemennya terlebih dahulu.
Bertepatan saat itu juga Aksa keluar dari apartemennya.
“ada apa? Kenapa diluar?” tanya Aksa sembari menghampiri Kaina dan Juan.
“listrik di apartemen aku mati” balas Kaina.
“punya lo nyala?” sahut Juan sebelum Aksa membalas ucapan Kaina.
“nyala, mungkin ada masalah di jaringannya. Coba saya hubungi petugas keamanan biar kesini”
Tak berapa lama Arjun datang dan mulai memeriksa jaringan listrik di apartemen Kaina. Ternyata jaringan penghubung listrik di apartemen Kaina dengan pusat terputus.
“kok bisa gitu? Apa yang menyebabkan jaringan putus tiba-tiba begini?” tanya Juan.
Arjun sempat terdiam sejenak sebelum kembali menjelaskan.
“biasa terjadi jika jaringan tidak dilakukan perbaikan secara rutin. Kebetulan jaringan listrik di apartemen mbak Kaina ini masih menggunakan jaringan yang lama. Besok akan saya kirimkan petugas yang akan memperbaiki. Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini” jelas Arjun.
“wah gimana ini merugikan penghuninya dong? Masak baru besok diganti? Terus teman saya tinggal dimana malam ini?” tanya Juan bertubi-tubi.
“saya mohon maaf sekali lagi”
“udah Juan gapapa, aku ada lilin kok. Oh iya M-A-S Arjun kira-kira perbaikan 1 hari cukup kan?” tanya Kaina.
“sangat cukup, saya akan usahakan tidak lebih dari 24 jam” jelas Arjun.
“baik terimakasih” balas Kaina.
Setelah mengucapkan itu, Arjun berpamitan untuk kembali ke pos keamanan. Namun sebelum pintu lift tertutup Arjun sempat menatap Aksa dalam diam.
Arjun tahu, ini semua ulah dari Aksa. Di lihat dari kabel jaringan yang diputus secara sengaja. Arjun tahu, siapa lagi yang akan melakukan hal seperti ini jika bukan Aksa.
“Na, ada lilin kan?”
“ada kok”
“yaudah ayo pake itu dulu”
“hmm”
Setelah itu Juan segera menyuruh Kaina masuk dan mengunci pintu apartemen Kaina, meninggalkan Aksa yang tengah mengepalkan kedua tangannya. Bahkan rahangnya sudah mengeras saat melihat perilaku Juan terhadap Kaina tadi.
Aksa keluar dari apartemennya saat mendengar suara pintu di kunci dari depan pintu.
“mau kemana?”
“bukan urusanmu”
“tentu itu urusanku” balas Aksa sembari mencekal tangan Kaina yang hendak pergi.
“aku sudah bilang kan tadi, Juan memiliki cara lain untuk membawaku pergi”
“tidak akan ada yang bisa membawamu pergi, kecuali aku”
Lift terbuka dan menampakkan Juan yang keluar dengan tergesa-gesa. Refleks Kaina pun melepaskan genggaman Aksa dibalik punggungnya.
“Na, sorry ban motor gue bocor”
Mendengar itu Kaina langsung melirik Aksa dengan menahan emosinya.
“kok bisa?” tanya Kaina khawatir.
“gatau tadi perasaan dari rumah gapapa tiba-tiba bocor” balas Juan.
Aksa yang berada disitu berusaha menengahi.
“kalian bisa menggunakan apartemen ku, aku tidak keberatan. Jika Kalian mau menginap juga silahkan”
Kaina yang mempunyai firasat tidak baik segera menolak tawaran Aksa.
“nggak/boleh” balas Kaina dan Juan bersamaan.
“Juan?” bingung Kaina.
“kalo boleh kita mau nerima tawaran itu, tapi kita cuma mau pinjem ruang tengah aja buat nyelesaiin tugas kita” balas Juan, kembali menjelaskan maksud mengapa ia menerima tawaran Aksa.
“gapapa sebentar aja Na, nanggung juga tinggal dikit tugasnya” Juan memberi penjelasan kepada Kaina yang sedari awal sudah menolak tawaran Aksa.
Kaina pun hanya bisa menganggukan kepalanya, sepertinya saat ini ia akan mengikuti jalan pikiran Aksa.
Setelah menerima tawaran aksa, Kaina dan Juan dipersilahkan untuk duduk diruang tengah apartemen Aksa.
Sebelumnya mereka sudah bersiap untuk pulang ke rumah Juan dengan ransel yang mereka bawa.
Aksa mengajak Juan dan Kaina untuk melihat kamar yang ada di apartemennya. Terdapat 2 kamar, yang satu merupakan kamar untuk tamu.
“kau tidur disini dan Kaina diseberang sana” ucap Aksa sembari menunjuk 2 ruangan yang tengah terbuka pintunya.
“untuk menginap kita pikirkan lagi ya, terimakasih sudah nawarin, kita mau pake ruang tengah aja buat sekarang” balas Juan dan di angguki oleh Aksa.