Memohon
by : tulisanbucin
Kaina masih dengan pendiriannya tidak ingin memohon pada Aksa.
Aksa bangkit dari kursinya dan merampas ponsel baru Kaina.
“aku tidak pernah bermain-main dengan perkataanku, sayang”
Setelah membanting ponsel Kaina diatas nakas, Aksa mulai mendekati Kaina. Mengikis jarak diantara keduanya.
Kaina ingin memberontak namun kondisinya yang masih lemah dan juga jahitan yang masih basah membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa selain menahan tubuh Aksa dengan tangannya.
Aksa memegang kerah pakaian Kaina sembari memberi gestur akan membuka kancing pakaian itu.
“aku serius, apa kau masih akan diam saja?”
1 kancing teratas terlepas.
Mata Kaina mulai memerah, menahan tangisnya namun masih dengan menatap Aksa dengan nyalang. Bahkan jantung Kaina berdetak lebih cepat dan itu juga tidak luput dari pandangan Aksa.
Saat akan melepas kancing kedua Kaina mencoba meraih tangan Aksa.
“aku mohon biarkan perawat yang mengurusku” pinta Kaina.
Dan akhirnya Kaina pun mengalah, menurunkan ego nya dan terpaksa memohon pada seorang Aksa.
Aksa tersenyum merasa dirinya menang.
Sebelum pergi ia mengusap dahi Kaina dengan lembut.
“gadis pintar”
Dan setelah itu aksa keluar dan seorang perawat perempuan masuk.
Diluar ruangan Arjun menyerahkan ponsel lama Kaina pada Aksa.
Banyak pesan dan telpon dari Juan dan Nathan.
“aku akan mengurusnya” ucap Aksa.
“kau sudah menyerahkannya pada perawat itu?”
“sudah, aku membawa cukup banyak. Cukup untuk beberapa hari ke depan”
“bagus”