Lebam

by : tulisanbucin

Kaina sampai di apartemennya dan langsung masuk ke kamarnya. Disana sudah ada Aksa yang tengah bergelung dengan selimut di tubuhnya.

Melihat kedatangan Kaina membuat Aksa refleks bangkit dari tidurnya dan menghampiri Kaina.

“kenapa lama sekali?”

“tidak lama, memang jam segini baru selesai”

“sudah makan?”/“sudah makan?” tanya mereka bersamaan dan membuat Aksa tersenyum tipis.

“aku belum makan, masih menunggumu pulang” balas Aksa.

“aku mau mandi dulu setelah itu baru aku buatkan mie instan, gapapa kan?”

“hmm” balas Aksa dengan anggukan.

Sebelum Aksa keluar dari kamarnya, Aksa mencegahnya sebentar.

“setelah mandi obati lukaku dulu ya?” pinta Aksa.

“kau terlihat baik-baik saja untuk seseorang yang habis dipukuli” balas Kaina.

Aksa kembali menampilkan wajah dinginnya setelah mendengar penuturan Kaina.

“ini” ucap Aksa sembari membuka kaosnya.

“kenapa kau melepasnya di hadapanku?” ucap Kaina yang terkejut melihat perbuatan Aksa dan hanya bisa menutupi mata dengan kedua tangannya.

“disini” tunjuk Aksa pada perut sebelah kanannya.

“astaga..” Kaina dibuat terkejut lagi oleh luka lebam yang ada di perut Aksa.

“kenapa kau hanya diam saja, aku yakin kau bisa melawan Nathan”

“tidak tau, aku hanya tidak berminat untuk mengeluarkan banyak tenaga”

“alasan” balas Kaina sembari menuntun Aksa untuk duduk dipinggir kasur.

Kaina membuka tas ranselnya dan mengambil obat salep yang tadi sempat ia beli di apotek.

“sakit nggak?” tanya Kaina.

“tidak” balas Aksa mantap.

Kaina yang tau Aksa sedang berbohong mencoba menyentuh luka lebam tersebut.

“AKHH..” refleks Aksa dan segera menutup mulutnya sendiri.

“katanya ga sakit, baru dipegang pelan aja udah teriak”

“aku hanya terkejut” sangkalnya.

“alasan” balas Kaina sembari meraih selimut untuk digigit Aksa.

“gigit aja, aku disini cuma ngasih obat nggak niat ngebunuh jadi gausah teriak”

Setelah Kaina menyelesaikan mengobati luka Aksa ia bergegas pergi ke kamar mandi. Sedangkan Aksa berinisiatif untuk pergi ke dapur dan membuat mie instan.