Kembali
by : tulisanbucin
Kaina pulang ke apartemen diantar oleh Juan, meskipun tadi sempat terjadi perdebatan mengani Juan yang ingin tinggal dan ikut membantu Kaina membersihkan apartemen.
Saat menaiki lift Kaina berusaha menenangkan pikirannya. Ia harus mempersiapkan diri jika saja ia bertemu dengan Aksa. Mengingat aksa masih menjadi penghuni apartemen dilantai yang sama dengannya.
Kaina berhasil masik ke apartemennya tanpa bertemu dengan Aksa ataupun Arjun.
Saat mulai masuk ke dalam apartemennya, Kaina menyadari bahwa apartemennya tampak sama seperti saat sebelum ditinggal. Masih dengan keadaan rapi dan bersih. Padahal mustahil jika ruangannya ini tidak berdebu sama sekali. Seperti ada yang membersihkan apartemennya selama ditinggal.
Bahkan saat membuka kulkas, terdapat bebarapa bahan makanan yang cukup untuk 1 bulan ke depan. Padahal terakhir kali Kaina membuka kulkas tidak ada bahan makanan apapun.
“apa ini ulah Aksa?” pikir Kaina.
Kaina segera pergi ke kamar dan mulai membersihkan diri.
Tak lama setelah mandi, ia mendengar pintu apartemennya terbuka. Padahal tadi ia sudah menguncinya.
Pintu dibuka dan ditutup dengan keras. Membuat Kaina semakin yakin bahwa itu adalah Aksa.
Namun tidak ada suara langkah kaki memasuki apartemennya justru Kaina dikagetkan kembali oleh suara bel apartemennya yang berbunyi.
Tidak mungkin Aksa datang sembari membunyikan bel apartemennya.
Kaina dengan rasa takutnya memberanikan diri untuk keluar dari kamarnya.
Dari kamar Kaina, Kaina dapat melihat ruang tengah dan dapur yang sangat sepi, lalu siapa yang tadi membuka dan menutup pintu dengan keras?
Bel apartemen Kaina masih berbunyi, menandakan tamu itu masih menunggu Kaina untuk membukakan pintu.
Namun saat akan membuka pintu Kaina dikejutkan oleh kehadiran Aksa yang berdiri di depan pintu.
“ngap..” belum sempat Kaina menyelesaikan kalimatnya, Aksa sudah membekap mulutnya dan memberikan gestur untuk diam.
Aksa terlihat mengintip dari lubang pintu dan melihat tamu Kaina atau lebih tepatnya bunda dari Aksa masih berdiri di balik pintu.
Aksa segera membawa kaina masuk ke dalam kamarnya dan meminta Kaina untuk berdiam disana.
Tak berapa lama suara bel sudah tidak terdengar. Bunda Aksa sepertinya sudah pergi karena tidak mendapatkan balasan dari si pemilik apartemen.
Barulah setelah itu Aksa mulai berbicara kembali.
“apa kau merindukanku sayang?” ucap Aksa dengan senyuman khasnya.
“dalam mimpimu”
Setelah itu Kaina keluar dari kamar dan diikuti oleh Aksa.
“aku lapar” ucap Aksa yang tengah berdiri dihadapan Kaina.
“lalu?”
“apa kau tidak ingin memasak mie? Kau belum makan juga kan?”
Benar, Kaina belum sempat makan semenjak pulang sekolah tadi.
“hmm” Kaina tidak ingin banyak berbicara dan mulai memasak mie di dapur.
Melihat Kaina yang mulai berkutat didaur, membuat Aksa memilih untuk merebahkan dirinya di sofa ruang tengah sembari menunggu mie nya jadi.
Tanpa Aksa sadari Kaina kembali berjalan ke pintu depan dan menemukan secarik kertas yang diselipkan dibawah pintu.