Kembali
by : tulisanbucin
Saat kaina membuka bilik pintu, sudah ada Aksa yang berdiri di hadapannya dengan melipat kedua tangannya di dada.
“pergi tanpa berpamitan?” ucap Aksa yang masih terdengar sangat tenang.
“bagaimana bisa kau ada disini, ini ruang ganti perempuan”
“bisa saja, tidak ada tempat yang tidak bisa aku datangi”
Kaina mencoba menghiraukan Aksa dan memilih untuk keluar dari ruang ganti.
Namun pintu ruangannya malah terkunci.
“mencari ini?” bisik Aksa tepat di telinga Kaina sembari menunjukkan sebuah kunci yang ada di genggamannya.
Kaina berbalik badan dan mencoba menatap Aksa dengan tenang.
“kau sudah menghabiskan sarapanmu?” Kaina mencoba mengalihkan pembicaraan.
“bagaimana bisa aku memakan sarapanku sendirian? Seharusnya ada kamu disana dan menemaniku”
Melihat Kaina tidak membalas ucapannya membuat Aksa tersenyum sinis.
“bukankah seharusnya kita pergi berdua hari ini?” pertanyaan yang langsung membuat Kaina menjadi bungkam.
“aku bahkan belum sempat mengalahkan teman bodohmu itu”
“Aksa cukup, urusanmu denganku bukan dengan Juan”
Kaina berusaha meraih kunci yang ada digenggaman Aksa, dengan cepat Aksa menarik tangan Kaina yang berusaha meraih kuncinya.
“bagaimana cara agar membuat orang bodoh itu pergi dari hidupmu?”
Kaina datang bersama Aksa menghampiri Juan yang berada di atas tribun.
“kenapa dia disini Na?” tanya Juan.
“Kaina akan pulang bersamaku” ucap Aksa yang melihat Juan tengah menuntut jawaban dari Kaina.
“Kaina pergi sama gue, berarti dia juga harus pulang sama gue” balas Juan.
“aku sudah memiliki janji dengan Kaina” balas Aksa kembali.
“itu urusan lo nanti. Lo boleh ngajak Kaina pergi setelah gue pulangin Kaina ke apartemennya” final Juan sembari melepaskan gandengan Aksa pada Kaina.