Juan, sebenarnya aku takut
by : tulisanbucin
Juan datang dengan beberapa paperbag berisi makanan. Makanan yang bunda Juan buatkan hanya untuk Kaina. Ada udang saus tiram, cap jay, bakmi goreng, balado kentang, dan rendang.
Kaina sangat berterima kasih terhadap ayah dan bunda Juan. Selama ini mereka selalu menganggap Kaina seperti anak kandung mereka sendiri. Mereka memperlakukan Kaina sama seperti mereka memperlakukan Juan. Bahkan saat masih tinggal bersama paman dan bibinya, ayah dan bunda Juan juga sering menelponnya untuk sekedar menanyakan kabar. Kaina akhirnya dapat merasakan kasih sayang orang tua yang sudah tidak ia dapatkan lagi dari mereka, bukan dari paman dan bibinya.
“banyak banget sih, kan aku jadi ga enak” ucap Kaina saat melihat Juan mengeluarkan isi dalam paperbag yang ia bawa.
“enakin aja”
“bunda lagi pengen apa akhir akhir ini?”
“ga pengen apa apa”
“ih, pasti ada. Apa gitu tas atau sepatu?”
“gaada, udah banyak juga selemari”
“aku pengen beli sesuatu buat bunda”
“emang lo ada duit?”
“ada, kan aku kerja”
“dari pada buat beliin bunda tas atau sepatu mending lo tinggal sama gue terus beres beres rumah udah lunas kan”
“kok malah jadi ART?”
“santai, gausah cemberut gitu mulut lo mirip bebek Na”
Juan memang sangat menyebalkan.
Juan membantu Kaina memasukkan beberapa kotak makanan dari bunda ke dalam kulkas. Ia juga dengan senang hati membantu melipat pakaian Kaina saat ia melihat Kaina tengah sibuk melipat pakaiannya.
“udah Juan sana nonton tv aja aku selesaiin sendiri”
“gue mau bantuin kok lo ngelarang sih”
Seperti itu Juan, sekeras apapun Kaina melarangnya, Juan tidak akan merespon. Ia memang sangat bebal.
“Na..”
“hmm?”
“gue lihat lo baik baik aja”
“ya emang aku baik baik aja Juan”
“tapi aneh, perasaan gue tetep ga bilang lo baik baik aja”
“Juan.. aku baik, kamu tenang aja ya, mungkin itu cuma perasaan kamu aja”
“tapi ga biasanya perasaan gue kayak gini”
“Juan, aku ini Kaina gadis paling kuat dan pemberani. Kamu ga inget dulu waktu SD aku yang selalu lindungin kamu kalo kamu dibully dan dikatain culun?”
“ya siapa juga yang bilang lo bukan Kaina”
“aku pasti bisa Juan, hadapi semua rintangan ini, meskipun aku harus banting tulang sendirian. Ini semua udah pilihanku. Aku diusir berarti aku tidak diinginkan. Akan lebih baik jika aku mencari kebahagiaanku sendiri. Dan aku telah bertemu kembali dengan kamu dan keluarga kamu yang telah menganggapku sebagai bagian dari keluarga kalian”
“lo diinginkan, Na. Paman dan bibi lo yang bodoh sampe ngusir ponakan baik kayak lo. Lihat aja mereka sekarang kesusahan gaada lo, semua anaknya gaada yang mau bantuin bibi lo ngerjain pekerjaan rumah karena dulu lo yang selalu ngerjain semuanya”
“paman dan bibi orang baik Juan, hanya saja perekonomian mereka sangat terbatas, jika aku ikut ditanggung oleh mereka”
“Na, apa lo lupa? Mereka yang ngambil semua uang pemakaman orang tua lo, tabungan ibu dan ayah lo yang dikumpulin untuk masa depan lo, semua mereka gunain seperti uang mereka sendiri. Setelah uang orang tuanya diambil, anaknya dijadikan budak. Apa itu ga keterlaluan? Dan lo masih bilang mereka baik?”
“Juan..” Kaina menatap Juan yang kini tengah menggenggam tangannya.
Jika diingat kembali memang sangat menyedihkan kehidupan Kaina ini, semua yang Juan katakan tidak dapat ia sanggah, karena memang itu yang sebenarnya terjadi.
Juan mengusap kedua pipi Kaina dan menghapus air mata yang tiba tiba keluar.
“jangan menangis untuk orang jahat seperti mereka, balas mereka dengan kebahagiaanmu Na”
“Juan, makasih buat semuanya. Aku gatau kalo gaada kamu dan keluarga kamu, aku bakal jadi apa”
“hush, tetep jadi orang lah mau jadi apa? Kucing? Temennya Saly dong” balas Juan sembari meniup wajah Kaina.
Sudah menjadi kebiasaan untuk Juan yang selalu meniup wajah sembab Kaina jika ia melihat perempuan itu menangis.
“ga gitu, ini mulut kamu bau rendang”
“yakan habis makan rendang”
Kaina ikut tertawa bersama candaan Juan. Malam ini ia merasa cukup tenang, bahkan tanpa ia sadari, ia telah melupakan ketakutannya terhadap orang misterius itu. Semoga Kaina bisa selalu bahagia, seperti apa yang Juan katakan hari ini.