Jembatan

by : tulisanbucin

Orang misterius itu berlari menghampiri Kaina sesaat sebelum Kaina berusaha menjatuhkan dirinya dari pagar pembatas jembatan.

Memeluk Kaina dari belakang dan menurunkannya dari pagar pembatas.

Kaina sempat memberontak namun karena tenaganya tidak sebanding dengan orang misterius itu ia hanya bisa membiarkan orang misterius itu memeluknya dari belakang dan tidak berniat melepaskan pelukannya. Kepalanya malah semakin menunduk dan menyamankan posisi di ceruk leher Kaina.

“menyingkirlah” sarkas Kaina.

“kau belum mendapatkan hukumanmu dan sekarang kau malah menambah hukuman itu”

“brengsek” Kaina mulai memberontak dengan sisa sisa tenaganya namun pelukkan orang misterius itu semakin mengerat.

“tidak akan ada yang bisa melukaimu, termasuk dirimu sendiri”

“miliku adalah milikku bukan urusanmu” Kaina mulai menormalkan nafasnya kembali.

“milikmu adalah milikku” bisik orang misterius itu sebelum mengangkat tubuh Kaina di pundaknya seperti membawa sekarung beras.

Saat telah mendudukkan Kaina di kursi penumpang, tiba-tiba Kaina langsung melepas masker dari orang misterius itu menyisakan topi yang masih bertengger diatas kepalanya dan menutup sebagian wajahnya termasuk matanya. Membuat ia hanya dapat melihat bibir orang misterius itu saat menyeringai.

“apa kau sangat ingin mengetahui diriku sayang?”

Cklek

Sabuk pengaman berhasil terpasang dan orang misterius itu segera mendudukan dirinya di kursi kemudi dan menjalankan mobilnya.

Selama diperjalanan pandangan Kaina tak lepas dari orang misterius disampingnya. Ia memperhatikan tangan yang sedang mengemudikan mobil itu. Sebuah jam tangan yang tidak asing bagi Kaina. Dimana Kaina pernah melihatnya? Jam itu tampak tidak asing di matanya.

Dan juga punggung tangan yang tidak tertutup hoodie itu mengingatkan Kaina bahwa tangan itu pernah terulur untuknya. Berarti memang benar, ia selalu berada didekatnya.