Bento buatan Aksa
by tulisanbucin
Kaina segera membukakan pintu saat mengetahui Aksa yang akan datang.
Aksa menyerahkan dompet Kaina dan sebuah paperbag putih yang tak diketahui isinya.
“makasih” ucap Kaina.
“lain kali hati hati dengan barang bawaanmu”
“iya, tapi ini apa?” Kaina bingung karena Aksa tidak hanya menyerahkan dompetnya saja.
“bento, buat kamu makan malam”
“aduh jadi ga enak, terimakasih ya buat semuanya. Maaf merepotkan” balas Kaina sambil memperlihatkan paperbag dan dompetnya.
“Na!!” teriak Juan sambil berlari menghampiri Kaina.
“siapa dia?” tanya Juan pada Kaina.
“ini tetangga aku penghuni nomor 6”
“ah dia”
“Aksa ini Juan temanku, dan Juan ini Aksa” Kaina memperkenalkan mereka berdua.
Namun saat Juan akan mengajaknya bersalaman, Aksa langsung berjalan menuju lift dan pergi meninggalkan mereka berdua.
“aneh banget sih orangnya” kesal Juan.
“dia baik kok sebenarnya, mungkin lagi buru buru”
“iya deh, yaudah ayo masuk udah laper gue”
“iya”
Kaina menyiapkan makan malam yang dibawakan oleh Juan. Disini bisa dibilang jika Juan membawa makanan ini untuk dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia sudah menghabiskan sebagian lauknya sendirian.
“kalo gini sih bukan bawain aku”
“sorry gue juga laper hehe” balas Juan dengan ketawa khasnya.
Masakan bunda Juan memang sangat lezat, pantas saja jika Juan tidak bisa menahan rasa laparnya. Biasanya Kaina hanya memakan sisa makanan dari keluarga paman. Ia harus menunggu mereka menyelesaikan makan, baru bisa mengisi perutnya. Padahal Kaina sangat ingin makan bersama mereka dengan lauk yang masih lengkap.
“kok ngelamun?”
“nggak papa, enak masakan bunda”
“besok gue bawain lagi”
“eh? Nggak usah aku bisa masak sendiri kok”
“ga terima penolakan”
“yaudah terserah kamu aja”
Selesai makan Kaina membersihkan semua peralatan makannya bersama Juan. Sedangkan Juan malah asik menonton tv. Saat sedang merapikan meja makan Kaina teringat dengan bento yang tadi Aksa berikan padanya.
Bento tersebut berisi nasi putih, tonkatsu, tumis daging, buah dan salad sayur.
“kenapa Aksa memberikan ini padaku? Dan kapan dia membuatnya? Padahal tadi dia terlihat sangat sibuk” gumam Kaina.
“Na!!” Juan menghampiriku dan mengejutkanku dengan teriakannya.
“kenapa sih teriak teriak?” balas Kaina sembari mengusap telinganya.
“itu apa?”
“bento dari Aksa”
“wah enak kayaknya, boleh gue makan?”
“karena aku udah kenyang, boleh deh kamu makan”
“asikk”
Juan dengan senang hati membawa bento pemberian Aksa untuk dimakan sambil menonton tv.
Kaina menghampiri Juan dan ikut memperhatikannya menikmati makanan pemberian Aksa.
*“enak?”” tanya Kaina.
“e..nak”
“telan dulu” ucap Kaina sembari memberikan segelas air putih untuknya.
“mau?” tawar Juan.
“mau dikit”
Juan menyuapkan sepotong tonkatsu beserta salad sayur ke mulut Kaina.
“wah beneran enak ternyata”
“pinter banget si kulkas bikin masakan”
“kulkas?”
“ya Aksa, dingin banget jadi cowok“
Kaina tertawa mendengar penuturan Juan. Ia yang mengetahui bahwa Aksa tidak sedingin itu pun hanya bisa tertawa. Sepertinya Aksa memang tipe orang yang pendiam jika masih bersama orang baru dikenal dan butuh waktu untuk membuatnya bisa terbuka.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 22.00.
“gue nginep sini ya?”
“iya gapapa, udah malam juga”
“yaudah sana buruan masuk kamar, besok bangun pagi terus mampir rumah gue dulu buat ambil seragam”
“okay”
Sebelum tidur Kaina mengambilkan selimut dan bantal untuk Juan tidur didepan tv.
Di tempat lain seorang laki laki tengah mengamati ponselnya dengan tatapan dingin.
“kenapa laki laki itu malah menginap bersama Kaina? Dan kurang ajar sekali dia, berani menyuapi Kaina ku. Dasar bento sialan, andaikan tidak ada bento itu mungkin aku tidak akan melihat adegan menjijikkan ini”