Ayunan
by : tulisanbucin
tw // drunk
Kaina keluar dari kamar setelah mempersiapkan keperluan sekolahnya besok. Saat pergi ke lantai bawah ia tidak menemukan keberadaan Aksa.
Sesampainya diruang tengah ia juga tidak melihat keberadaan Aksa.
Pandangan Kaina terfokuskan pada laci yang berada di bawah tv. Selama tinggal disini hanya kamar dan dapur yang selalu ia kunjungi, sampai ia tidak menyadari jika ada kumpulan cd yang berisi video dokumenter berada disana.
Kaina mengambil secara acak cd tersebut. Salah satu video dokumenter terdebut berjudul “Baby Aksa belajar berjalan”. Dalam video tersebut menampilkan video seorang balita yang sedang belajar berjalan. Di dampingi oleh sang ayah, balita tersebut berusaha untuk menghampiri sang bunda yang sedang duduk di ayunan.
Tanpa sadar Kaina tersenyum saat melihat video dokumenter tersebut.
Belum selesai video tersebut di putar Kaina segera mematikannya. Ia takut jika Aksa akan marah saat melihatnya.
Saat akan menuju kamarnya Kaina melihat pintu belakang terbuka. Padahal di rumah ini hanya ada Kaina dan Aksa.
“apa Aksa diluar? Tapi kalo bukan bagaimana?”
Sebelum menutup pintu Kaina pergi mengambil sapu yang ada didekat dapur hanya untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu.
Saat akan menutup pintunya Kaina melihat ayunan yang ada didekat kolam bergerak sendiri. Ayunan tersebut memang menghadap ke arah pantai membelakangi arah pandang Kaina. Ditambah dengan lampu yang remang-remang. Sehingga Kaina tidak tau pasti apakah ayunan tersebut bergerak karena angin atau ada seseorang yang mengayunkannya
Kaina berusaha menghampiri ayunan tersebut meskipun ada sedikit rasa takut.
“Aksa?” panggil Kaina setelah melihat Aksa yang menyandarkan kepalanya pada tiang ayunan.
Cuaca sempat hujan tadi sore sehingga membuat suhu diluar ruangan menjadi lebih dingin dari biasanya.
“ayo masuk, diluar dingin”
Aksa hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Kaina melihat tangan aksa yang berusaha menyembunyikan sesuatu dibalik badannya. Kaina pun duduk diayunan yang sama dengan aksa, namun sepertinya aksa masoh tidak mebyadari jika kaona berada disampingnya.
Sret
Kaina meraih sekaleng minuman beralkohol yang sudah habis isinya.
“Aksa, kau mabuk?” tanya Kaina.
Aksa hanya menjawab dengan gelengan kepalanya.
Kaina membuang kaleng kosong tersebut ke tempat sampah dan duduk kembali di samping aksa. Mengayunkan pelan ayunan tersebut.
“aku tidak tau sebesar apa masalahmu, tapi bisakah kau tidak meminumnya lagi? Kau juga merokok. Apa kau sangat membenci tubuhmu?”
Sebenarnya pertanyaan itu Kaina utarakan kepada Aksa, namun pandangannya malah tertuju pada pemandangan pantai yang ada di hadapannya.
“maaf, sampai saat ini aku masih mencoba menghilangkan kebiasaan ini” balas Aksa lirih.
Tak diduga Aksa membalas pertanyaan Kaina.
Aksa menatap Kaina dengan mata sayunya.
“aku tidak mabuk” ucap Aksa kembali sebelum menyenderkan kepalanya dipundak Kaina.
Tak berapa lama Kaina mendengar dengkuran pelan dari Aksa.
“kenapa malah tidur?” ucap Kaina sembari membersihkan bibir Aksa yang kotor dengan jaket milik Aksa.
Kebetulan jaket Aksa sudah terlepas dari badan si pemiliknya.
“eh ini coklat?” ucap Kaina setelah melihat sisa coklat yang berada di jaket Aksa.
Kaina lalu mencoba mencari bungkus makanan tersebut, dengan pelan takut membangunkan Aksa yang tengah tertidur.
“YAAMPUN” hampir saja Kaina berteriak.
Ia melihat setidaknya ada 10 bungkus coklat berada di genggaman Aksa.
Sudah dipastikan gigi Aksa akan sakit keesokan harinya, jika tidak langsung menggosok gigi.
Dengan telaten Kaina membawa Aksa menuju kamarnya, untung saja di rumah ini ada lift sehingga dapat mengurangi beban Kaina.
Sesampainya dikamar Aksa, Kaina langsung membawa Aksa menuju ranjangnya tidak lupa melepas kaos kaki yang Aksa gunakan.
Kemudian Kaina masuk ke dalam kamar mandi dan mengambil sikat gigi.
Dengan telaten Kaina membantu menggosok gigi Aksa, sedangkan Aksa masih tertidur dengan posisi duduk.
Setelah selesai Kaina membereskan semuanya dan merapikan selimut Aksa.
Sebelum Kaina keluar dari kamar Aksa ia menatap Aksa yang tengah tertidur dengan tenang.
“ada banyak pelampiasan, kenapa lebih memilih rokok dan minuman beralkohol?” gumam Kaina sebelum menutup pintu.
Tak diduga ternyata Aksa hanya berpura-pura tidur.
“sekaleng alkohol tidak akan membuatku mabuk sayang, tapi aku ingin berterimakasih karena kamu tetap berada disampingku” ucap Aksa sembari mengusap bibirnya pelan dan tanpa sadar tersenyum saat mengingat semuat kejadian tadi.