Aksa dan Nathan
by : tulisanbucin
Setelah mendapatkan pesan mencurigakan dari Kaina, Nathan langsung bergegas pergi untuk menemuni Kaina. Berbekal mencari motor kesana kemari, akhirnya ia mendapatkan pinjaman dari teman sekolahnya. Jika naik bus kemungkinan akan sangat lama sampai ke apartemen Kaina. Mengendarai motor adalah pilihan yang paling tepat.
Sesampainya di apartemen Kaina, Nathan langsung menekan bel dan menggedor pintu Kaina berkali-kali sembari memanggil nama Kaina. Tak mempedulikan jika nanti tetangga Kaina terganggu oleh perilakunya. Namun Kaina tak kunjung membukakan pintunya. Bahkan pesan yang Nathan kirimkan juga tak kunjung di balas. Panggilan juga tak tersambung, saat seperti ini mengapa ponsel Kaina malah tidak aktif?
“sebenernya lo dimana sih Na?”
Nathan bergegas menemui petugas administrasi di bawah untuk memohon agar diperbolehkan melihat cctv. Namun permintaannya ditolak karena Nathan bukanlah penguhuni apartemen disana. Semalaman Nathan berkeliling daerah apartemen Kaina mencoba mencari keberadaan gadis itu. Kaina bagai ditelan bumi, hilang dalam sekejap. Baru beberapa menit Nathan berkirim pesan dengan Kaina, namun gadis itu sudah tidak bisa dihubungi. Sebenarnya siapa dalang dibalik semua ini?
Di sisi lain Aksa yang baru saja menyelesaikan pekerjaan lemburnya dikejutkan oleh pesan yang dikirim Kaina padanya. Kaina mengirim banyak pesan padanya tadi malam.
“tidak biasanya Kaina ingin berkunjung dimalam hari?” gumam Aksa.
Mengetahui itu Aksa segera merapikan pekerjaannya dan pulang ke apartemennya.
Sesampainya di depan apartemennya, ia melihat Nathan duduk bersandar di depan pintu Kaina. Saat di dekati ternyata Nathan sedang tertidur. Aksa tak mempedulikan itu dan memilih masuk ke apartemennya. Aksa merasa aneh ketika melihat buku yang akan dipinjam Kaina masih berada di tempatnya. Berarti Kaina tidak jadi mampir tadi malam.
Aksa merasa semakin ada yang tidak beres dan berusaha mengirim pesan kembali pada Kaina, menanyakan keberadaan gadis itu karena tidak mungkin Kaina akan membiarkan sepupunya tertidur di luar.
Nathan terbangun akibat cipratan air yang mengenai wajahnya.
“brengsek, maksud lo apa hah?” ucap Nathan dengan tatapan tajam pada lawan bicaranya.
“disini bukan tempat penampungan, silahkan pergi dari sini jika tidak ada kepentingan” balas Aksa.
“bukan urusan lo, sekarang dimana Kaina?”
“justru saya hendak bertanya dimana keberadaan Kaina, mengapa ia tidak membalas pesan saya”
Nathan yang mendengar itu pun langsung mencengkeram kerah Aksa dan membantingnya ke dinding.
“dimana lo semalaman hah?”
“bukan urusan kamu”
“Kaina ilang, lo gatau kan?”
“kemarin siang saya terakhir bertemu dengan Kaina dan dia juga meminta saya untuk pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Tapi memang saya merasa ada yang aneh”
“aneh apaan?”
“tidak biasanya Kaina ingin berkunjung di malam hari, apalagi hanya untuk meminjam sebuah buku”
“itu artinya dia minta pertolongan lo bodoh, dia butuh tempat berlindung”
Aksa terkejut mendengar penuturan Nathan, ia merasa kecolongan lagi. Di saat Kaina mengirim pesan itu ia pasti sedang ketakutan, namun Aksa malah tidak ada untuk Kaina saat itu.
Disaat Nathan mulai lengah Aksa langsung menepis tangan Nathan yang mencengkeram kerahnya.
Nathan mengusap wajahnya kasar, ia bingung dan tidak tahu harus mencari Kaina kemana lagi.
“apa kamu sudah bertanya pada temannya?” tanya Aksa.
“temen siapa? Juan?”
Aksa menganggukkan kepalanya.
“terakhir saya melihat Kaina, dia sedang berada di apartemen Kaina juga” balas Aksa.
Namun tak berapa lama, mereka berdua saling melempar pandang dengan pikiran mereka masing masing.