Permintaan maaf Juan
by : tulisanbucin
Sekarang disinilah Kaina dan Juan berada. Di sebuah kafe yang tak jauh dari sekolah dan kebetulan terletak diseberang toko kue tempat Kaina bekerja sepulang sekolah.
Kaina dan Juan masih diam dengan pikiran mereka masing-masing. Bahkan gelas minuman yang ada di depan mereka sudah mulai berembun karena tidak disentuh sama sekali.
“Na..”
Panggilan lirih Juan membuat Kaina menatap matanya, mencoba mencari tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Juan melalui tatapnya.
“sebelumnya gue mau minta maaf”
Deg
Kaina masih menunggu kelanjutan dari Juan dan tidak berniat untuk menyela.
“gue ga ada niat buat ngelakuin ini semua. Tapi mau gimana lagi, gue juga gabisa ngelakuin apapun selain hal ini. Lo yang semakin jauh harus gue raih mendekat dan tetap dalam jangkauan gue”
Kaina meremas kedua tangannya yang berada diatas paha untuk menyembunyikan kecemasannya. Entah mengapa baru beberapa kalimat saja yang keluar dari mulut Juan, Kaina merasa seakan dibungkam.
Kaina tidak ingin prasangka buruk itu menjadi nyata. Akan sangat berat baginya jika prasangka itu menjadi kenyataan, kenyataan yang tak pernah ia inginkan.
“gue tau apa yang gue lakuin ini salah, dan mungkin buat lo ga nyaman. Tapi gue gaada pilihan lain selain lakuin ini semua”
Sepertinya Kaina harus mulai bisa menerima, menerima bahwa semua prasangka buruk tentang Juan adalah sebuah kebenaran.
Namun Kaina tetap harus menahannya, ia ingin Juan berkata dengan mulutnya sendiri apa kesalahan yang ia lakukan padanya.
Di saat seperti ini entah mengapa Kaina masih berharap rasa kepercayaannya pada Juan masih tetap sama.
“Juan, kenapa?”
“gue cuma gamau lo jauh dari gue Na, cukup bertahun tahun jarak yang selalu misahin kita. Dulu gue emang gabisa berbuat apa-apa, tapi sekarang...”
“sekarang kamu bisa lakuin semua hal yang kamu inginkan?” Kaina akhirnya berhasil memotong ucapan Juan.
“ga gitu juga maksud gue Na..”
Saat hendak meraih tasnya Juan meraih tangan Kaina yang berada diatas meja. Namun Kaina segera menghindarinya.
“Juan, apa kamu pernah memikirkan apa yang bakal aku rasain kalo kamu kecewain aku?” Kaina memotong kembali ucapan Juan.
“gue tau lo pasti bakal kecewa sama gue. Tapi Na tolong ngertiin posisi gue juga”
Kaina hanya terdiam.
“Na tolong maafin gue, gue janji gabakal lakuin ini lagi”
“bagaimana aku bisa mengerti kamu Juan, jika kamu saja tidak mengatakan apapun? Bagaimana aku bisa memaafkan jika kesalahanmu saja tidak kamu akui? Sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan padaku Juan?”
Juan terdiam sesaat setelah mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari Kaina.
Dan Kaina yang sudah di sibukkan oleh pesan yang masuk ke ponselnya.
Disaat Juan masih merangkai kalimat penjelas itu, Kaina terasa dihantam oleh ribuan batu setelah membaca pesan yang masuk dari ponselnya.
“aku harus pergi. Aku harap kamu bisa jujur bilang ke aku, apa yang sudah kamu perbuat ke aku, sampai membuat aku kecewa dan harus maafin kamu” Kaina pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan Juan yang tengah meremas rambutnya frustasi.